Rabu, 03 Desember 2008

Perjuangan dalam Kenangan

Ku tuliskan memori kenanganku dalam coretan yang sederhana di suatu malam yang sunyi ini. Malam ini adalah suatu malam yang mengingatkanku akan kedatanganku setahun yang lalu di negeri para nabi, yah Kairo tepatnya. Inilah kesetahun kalinya aku berada di bumi para nabi. Tak terasa aku sudah cukup lama tinggal di negeri ini, dimana rasa senang dan dukaku mengiringi nafasku untuk selalu menempuh jalan yang sedang aku perjuangkan. Sekarang hatiku sedang merasakan kesenangan yang begitu besar tapi disisi lain aku juga merasakan kesedihan yang cukup dalam. Dengan tulisan inilah aku ingin menumpahkan rasa senangku begitu juga rasa kesedihanku.

“Halo Mesir” kata inilah yang pertama kali ku ucapkan ketika baru tiba di mesir, setelah diundur beberapa kali kedatanganku kesini, akhirnya pada malam tanggal 4 Desember 2007 ini, tibalah rombonganku dengan rasa capek campur senang. Begitu sampai ke mesir, sambutan yang aku dapatkan cukup hangat, bahkan kakak kelas dengan senangnya membawakan barang-barang bawaan kita ke apartemen yang akan kami tempati bersama.
Ini hanyalah flasblack setahun yang lalu, sekarang yang aku sedang lakukan adalah berusaha menjaga orientasi diri tuk selalu ingat akan tujuan utamaku. Karena tidak sedikit dari teman-teman kita yang agak cukup terkoyahkan dengan niat semula datang kesini. Terkadang aku memikirkan akan nasibku ini, akan jadi apakah diriku nan esok disana, sedangkan diriku yang penuh sekali kekurangan tak mau memperbaiki diri. Heran aku memikirkan hal itu, kenapa perbuatan yang selalu menyia-nyiakan waktu masih saja aku lakukan, walaupun tidak terus-menerus tapi itu tak layak sebenarnya untuk dilakukan bagi insanyang penuh kekurangan ini. Bahkan kalau bercerita masalah pengalamanpun, belum seberapa banyak yang aku dapatkan selama setahun tinggal di mesir.

Engkau ya Robb, yang akan selalu aku nanti-nantikan akan hidayah serta dukungan-Nya untuk selalu mengarahkanku ke jalan yang nan indah itu. Memang banyak sekali rintangan yang mesti aku hadapi, karena memang rintangan-rintangan inilah yang menjadikan kehidupan yang fana ini terhiasi. Dan aku yakin bahwa Engkau telah mempersiapkan hari-hari indahku yang nantinya akan aku temui dan aku rasakan di kemudian hari dengan pendamping hidupku.


1 komentar:

Nihaya mengatakan...

Yang ini aku suka,
kesadaran dalam kehidupan...

Oya, tentang nasib kita di kemudian hari janganlah dipikirkan sekarang ini,
sampean hanya tinggal menuntut ilmu dengan bimbingan guru2 terhebat di dunia.
Bersyukurlah, tak banyak orang yang seperti sampean.
Klo ingat tujuan, ingat juga ayah ibu di rumah yang merelakan anaknya pergi merantau, yang nggak tau kapan lagi bertemu (yang mungkin harapan adalah sebuah perkiraan saja bukan?). Ingat juga guru2 besar sampean disana, mereka begitu sederhana kan? keikhlasan mereka menyampaikan ilmu patut kita tiru untuk teladan kehidupan kita nanti dan saat ini...
Yang terpenting, Semoga apa yang kita lakukan sekarang akan memberi kemanfaatan bagi diri sendiri, terutama orang lain.
Aaamiiin...