Jumat, 26 Juni 2009

Aku kan Lakukan yang Terbaik

Aku kan Lakukan yang Terbaik

Tak semua orang menganggap dirinya mampu melakukan apa yang dia mau. Faktor yang mempengaruhi akan hal itu biasanya disebabkan oleh sebuah lafal yang kedengaranya remeh tapi pengaruhnya sangat besar “Aku tak bisa”. Kita boleh ngomong seperti itu kalau kita sudah melakukanya sendiri. Tapi terkadang kita tak seperti itu, kita kalah sebelum bertanding, belum berbuat tapi sudah menyerah duluan.


Tindakan seperti inilah yang banyak membuat kita menyesal di kemudian hari, tak cukup setahun kita menyesali tentang perbuatan kita, tapi bahkan bertahun-tahun lamanya kita akan menyesal kalau semenjak dini kita tak berusaha untuk mencegahnya.
Tantangan hidup setiap hari semakin besar, kita tak bisa pungkiri hal itu, seperti yang kita tahu, zaman global yang sudah diakui oleh banyak kaum di dunia ini memang menuntut kita untuk selalu siap dalam menghadapinya. Tak boleh kita menunggu untuk “dijajah” oleh manusia yang kita tak mengenalinya, lebih menakutkan lagi kalau kita “dijajah” oleh waktu.

Penulis biasanya tercerahkan dengan sebuah bacaan tentang orang-orang sukses di dunia, atau sebuah novel yang cenderung memotivasi seseorang untuk memaksimalkan apa yang dia miliki. Walau penulis tak bisa sepenuhnya melakukan hal yang sama seperti tokoh-tokoh dalam bacaan tadi, tapi itu jauh lebih baik dari pada tidak melakukan apapun sama sekali.

So, jangan mau kalah sama yang namanya waktu, kita harus ingat, Sang Kholiq pernah berkata ”Kami jadikan manusia di bumi ini untuk menjadi kholifah”. Kholifah(pemimpin) dalam urusan rumah tangga, agama maupun taraf pemerintahan. Let’s do the best for ourselves on our life. Cheer Up. Kita masih punya banyak waktu untuk melakukan sesuatu yang spektakuler, tentunya yang orang lain tak bisa melakukanya. Inilah yang akan menjadi kebanggaan diri dalam memory hidup kita.


baca lagi......

Jumat, 19 Juni 2009

Suara Hati Insan yang Lupa Diri

Suara Hati Insan yang Lupa Diri


Arus kehidupan berputar dengan berbagai macam rasa. Setiap hari kurasakan indahnya kehidupan. Makna yang mengalir di dalamnya begitu menakjubkan. Kini aku telah tinggal ditengah-tengah kehidupan, sudah terhitung 20 tahun, tak terasa perjalan yang singkat ini telah membawaku mengilingi berbagai macam tempat, mulai dari tanah air sendiri bahkan sampai ke negeri para nabi. Memang tak mudah kita melawati hari-hari ini jika kita memang benar-benar mau meraih buah dari kehidupan di dunia ini.


Aku melihat kebersamaan pada waktu itu membuatku seolah menjadi seorang yang terbaik diantara mereka. Seakan-akan tak ada bandingannya. Setiap ada suatu problem yang membutuhkan solusi, pandangan mereka sedikit banyak selalu mengarah padaku. Tapi tak selamanya hal seperti tadi akan berjalan terus. Seperti yang aku alami sekarang, semenjak kita berpencar, ada yang di IAIN Semarang, UIN Yogyakarta, UIN Syarif Hiddayatullah Jakarta, UIN Malang dan lainya, sekarang terasa berbeda. Kudengar banyak prestasi dari mereka yang mungkin aku belum bisa melakukanya.

Ini yang membuatku sedikit merasakan arti nilai diri dan makna akan prestasi. Akankah aku akan menjadi pecundang dihadapan mereka yang telah mengukir beberapa prestasi di kampus masing-masing. Ataukah akan menjadi orang yang disegani dikomunitas mereka? yang secara aku tidak sedikit mempunyai peluang dan kesempatan seperti halnya mereka.

Tapi setidaknya dalam tulisan yang singkat ini ada pelajaran untukku dari itu semua. Walau mereka mampu mengukir prestasi dengan jalan competition, tapi setidaknya aku yang disini mampu memberikan jawaban atas pertannyaan yang mereka lontarkan kepadaku. Itu sudah cukup membuktikan bahwa aku yang disini masih mampu bersaing dengan mereka yang mengukir prestasi di bumi pertiwi.


baca lagi......