Rabu, 21 Januari 2009

Waktu yang Tak kan Menunggu

Waktu yang Tak kan Menunggu
Ujianku sudah berlangsung dua kali, tak terasa dua mata kuliah sudah terlewati. Masalah nilai, coba aja deh nanti, mudah-mudahan lebih baik dibandingkan dengan tahun yang baru saja lewat, tahun yang banyak terukir dengan cerita-cerita menarik, tahun yang cukup membuat kesan bahkan membuat banyak orang menikmati berbagai macam rasa kehidupan. Di musim dingin inilah ujian serempak diadakan, baik itu dari tingkat ibtida’iyah, tsanawiyah maupun thulab gam’ah(mahasiswa), sungguh terasa berbeda dengan pelaksanaan ujian di bumi pertiwi Indonesia yang mana dari satu tingkat maupun dengan tingkat yang lain ujian terlaksana dengan hari, bulan dan tanggal yang berbeda


Di waktu-waktu yang seperti inilah, aku sering merasakan betapa menyesalnya aku, betapa aku sangat menghargai akan eksistensi waktu yang sebelum-sebelumnya takku gunakan dengan baik, dan betapa aku menyadari bahwa angka-angka yang tertuliskan pada jam berjalan dengan sangat cepat. Maukah aku menyadari akan hal itu? Inilah pertannyaan yang mesti harus aku jawab, bahkan menurutku pertanyaan ini bisa dijadikan pertanyaan buat pembaca juga. Seandainya saja, pada waktu kita tak menghadapi ujian seperti ini, apakah kita mau mengakui akan eksistensi waktu, maukah kita malakukan sesuatu yang bernilai untuk kehidupan kita?
Makanya Sang kekasih Sejatiku Alloh swt selalu mengingatkan pada umat manusia untuk selalu mentadaburi ayat-ayat Nya. Seperti yang Alloh firmankan : "أفلا تتدبرون القرأن“. Seandainya saja kita mau memahami dan menelaah tentang ayat-ayat Nya, aku yakin masing-masing dari kita akan menerima hasil yang luar biasa, tak tanggung-tanggung, sesutu yang berharga dari belahan bumi sampai di akhirat nanti akan mudah kita raih.

Memang kendala pada putaran ujian pertama adalah hawa dingin yang munusuk tulang, tapi itu bisa teratasi kalau kita mempunyai keinginan untuk mensolvingnya(memecahkanya). Mudah-mudahan apa yang penulis tulis ini, akan menjadi catatan sejarah bagi diri sang penulis maupun pembaca yang bersedia membacanya untuk selalu menghargai waktu dan jangan sampai waktu meninggalkan kita begitu saja dengan hasil hampa.

Kairo, 2009, January 22


baca lagi......

Minggu, 18 Januari 2009

Secercah Sinar yang Menembus Kegelapan

Secercah Sinar yang Menembus Kegelapan

“Ya Alloh, ujianku tinggal hitungan jam lagi, tapi kenapa hatiku risau dibuatnya”, inilah kata hatiku dua hari sebelum ujian. Memang pada waktu itu, aku merasa tak sanggup menghadapi ujian yang akan di mulai selang dua hari kemudian. Padahal sudah jauh hari aku berusaha untuk membaca, memahami dan menulis ringkasan, tapi rasanya masih tetap saja kurang sebab kekurangan dan kelemahan yang bersarang dalam jiwaku masih terus menyerang. Aku sempat mengeluhkan rasa yang sedang aku rasakan ini pada salah satu seniorku,ya dia adalah M. Luthfi Anshori, mahasiswa tingkat 4 di fakultas ushuluddin, dan diapun meresponya dengan hangat dan sempat membuat hatiku tenang, setidaknya bisa mengurangi beban yang sedang memberatkan hatiku.


Akupun berusaha mengumpulkan sisa-sisa kekuatanku, dan rasa optimisku walaupun di hati sempat terlintas rasa pesimis. Dalam waktu yang tinggal beberapa jam itulah aku berusaha menenangkan hatiku dan pikiranku, dengan ungkapan yang sederhana, tapi mempunyai makna, ”yah, kamu bisa jib, jika kau mau bergerak dan melakukanya, aku yakin kau bisa mendapatkan hasil yang kau harapkan”.itulah ungkapku yang mempunyai kekuatan makna bagiku. Akhirnya setelah hati dan pikiran mulai tenang, mulailah timbul secercah sinar dalam hatiku, sinar yang membawaku untuk selalu maju, sinar yang membawaku untuk selalu kuat dalam menghadapi permasalahan yang ada dan sinar yang membuatku optimis bahwa aku bisa.

Disela-sela belajarku, sempat aku menghitung ujianku tinggal 36 jam lagi, makanya dengan sedikit waktu itulah aku berusaha mengaturnya dan membingkisnya dengan sangat bagus, hampir tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Terus aku menghitung berapa waktu lagi yang tersisa buatku untuk menghadapi ujian yang akan aku hadapi itu, seketika itu juga aku kerahkan apa yang ada dalam diriku untuk mempersiapkan diri. Dan ketika ujian tiba, alhamdulilah akupun mampu mengerjakanya dengan baik dengan izin Kekasih hatiku, Alloh Swt. Aku berharap dengan tulisan ini bisa berguna bagi siapa saja yang membaca bahwa tidak ada kata sulit, jikalau kau mau melakukanya. Sebab sesuatu yang berharga tidak mudah di dapat melainkan dengan pengorbanan yang besar, seperti untaian kata dari seorang yang bijak yang penuh makna” If you got something, you lose something”. Cobalah pahami akan arti dari untaian kata itu.

Kairo, 19 Januari 2009( di tengah malam musim dingin)


baca lagi......