Jumat, 13 November 2009

Gundahnya Jiwa

Gundahnya Jiwa


Hidup di dunia seakan terasa berat
Tak hanya waktu yang diperjuangkan
Tak hanya uang yang dipergunakan
Akan tetapi perasaanpun akan dikorbankan


Sering aku mengadu pada diriku sendiri
Dengan tetesan mata yang mengalir deras
Ku berucap apakah dengan seperti ini
Kehidupan harus dijalankan

Waktu berotasi begitu cepat
Detik silih berganti dengan detik
Jam pun mengikuti arusnya
Tapi aku masih merasa tak punya apa-apa

Bunyi musik flamenco-Jesse sedikit membuatku rilex
Setidaknya membuang rasa jenuhku dengan semua ini
Rasa jenuh yang menancap di kepalaku
Bak ditusuk-tusuk paku yang sangat tajam

Ketika ku duduk sendiri
Kucoba tuk renungi arti hidup
Hidup adalah perjuangan
Kalau ingin sesuatu yang bernilai, perjuanganpun siap dikorbankan

Aku pernah membaca biografi mereka
Biografi para tokoh pembesar dunia
Yang menstimulasiku dalam angan-angan
Angan-angan indah yang kuharap jadi kenyataan nanti

Terkadang aku letih
Capek tiada tara
Akan tetapi angan-angan itu mengingatkanku
Akan arti kebahagian

Bukankah pepatah itu sering terucap dimulut kita
Bersakit-sakit dahulu berenang-renang kemudian
Pada saatnya kita akan membuktikanya
Aku yakin, aku sangat yakin

Kairo,13 November 2009

baca lagi......

Kamis, 12 November 2009

The secret road to success

The secret road to success


Kita terkadang tertipu dengan kondisi di sekitar kita, kondisi yang membuat kita banyak melakukan sesuatu yang tak bernilai. Bukankah ada hal yang lebih penting yang harus dilakukan kita sebagai insan yang pandai. Ketika ku terbayang dengan kehidupan dimasa mendatang, ku selalu tancapkan gambaran-gambaran terindah yang ingin kudapat. Bayangan indah yang ingin sekali kudapatkan dengan cepatnya.


Akan tetapi terkadang gambaran itu pudar disebabkan ketidaksiapanku untuk mendapatkanya. Salah satu faktor yang membuatku tidak siap adalah kemalasanku, sehingga akupun kurang berani dan kurang sekali bekal yang aku bawa.
Aku selalu berucap dalam diriku ini,”Waktu itu berjalan seiring berputarnya bumi, apakah kita hanya bisa terdiam dan menunggu nasib?”.

Kitapun sering mendengar nasehat-nasehat dari orang yang lebih tua dari kita, ketika mereka berucap”Hai anak muda, penuhilah dirimu dengan berbagai bekal tuk hari esok, sebab aku merasa menyesal dulu aku tak berbekal yang banyak”. Apakah nasehat yang meraka katakan ke kita tidak memberi manfaat, apakah memang kita tak bisa memahami akan substansi dari isi nasehat itu, atau apakah memang hati kita sudah terkunci rapat dan tak lagi bisa dibuka?pertanyaan-pertanyaan ini kembali pada diri masing-masing.

Aku punya sedikit cerita bagaimana menjadi orang besar. Semua tokoh–tokoh terbesar dunia ternyata para penyerap ilmu pengetahuan besar. Mereka mendapatkan pengetahuan besarnya, terutama dari membaca. Mereka adalah kutu buku kelas berat.

Maha besar Alloh ketika Beliau menurunkan ayat suci al-qur’an pertama kali yang berbunyi”Iqra’” yang artinya”bacalah”. Sebuah ayat yang mempunyai banyak sekali kandungan isinya. Karena dengan membaca kita tak hanya mengetahui satu masalah saja, akan tetapi jauh lebih komplek daripada itu.

Bahkan orang bijak mengatakan”Dengan membaca kita bisa taklukan dunia”. Sebab pengaruh dari membaca sangatlah besar. Harun Al-Rasyid, Khalifah Islam yang cukup gemilang masanya, dia adalah penggemar buku-bukunya Plato dan Aristoteles. Napoleon juga termasuk pembaca kelas berat. Dia membaca tentang Alexander the Great, Julius Caesar (juga "Perang Galia"), Plutarch, Homer, Plato, Rousseau, berbagai buku tentang kemiliteran, sejarah, pemerintahan, geografi, bahkan membaca Al-Qur’an semasa ekspedisinya ke Mesir.

Isaac Newton sejak muda membaca karya para tokoh–tokoh besar masa lalu, "The Giants", Euclid, Kopernicus, Galileo, Descartes dan banyak lainnya.

Hitler adalah pembaca buku–buku militer, buku sejarah kebesaran Jerman, Bismarck, filosofi Nietzsche, dan banyak lainnya. Saat menganggur dipakainya untuk menghabisi buku–buku di perpustakaan di Wina, Austria. Bahkan Einsten seorang jenius abad 20 yang namanya pasti kita hafal dan kita sering mendengar berkali-kali sempat membolos sekolah karena ingin membaca lebih banyak. Akan tetapi kita?

John F. Kennedy(presiden AS ke-35 yang terbunuh pada 22/11/1963)tidak hanya pembaca buku. Ia menulis buku "Profiles in Courage" yang meraih penghargaan tertinggi Pulitzer tahun 1957(penghargaan dalam kategori jurnalistik, awal pertama di adakan pada tahun 1917 silam). Bill Gates (pendiri Microsoft, orang terkaya di dunia) menghabisi seluruh buku komputer di perpustakaan sekolahnya hanya dalam waktu beberapa minggu.

Andai waktu yang masih tersisa disini kita gunakan dengan benar, kita tak kan merasa canggung, kita tak kan merasa takut, justru kita akan merasa sangat siap untuk mengahadapi problematika yang akan kita jemput nantinya.

Coba sesekali kita renungi bersama akan arti hidup. Hidup singkat di dunia dan kekal di alam akhirat. Tak terbayang jikalau kita nantinya akan gagal di dua alam yang pasti kita tempati sekarang dan yang akan datang.

Membaca sebenarnya merupakan pekerjaan yang menyenangkan. Coba saja ketika kita membaca sebuah novel yang tersusun dengan kalimat-kalimat yang indah. Kita tak kan berhenti untuk membaca. Apalagi membaca komen-komen yang berada dalam wall dinding kita di FB(Facebook), pasti kita senang untuk membacanya. Celotehan teman-teman yang lucu dan bikin orang tertawa.

Setelah berbagai contoh penulis sampaikan, tinggal bagaimana respon dari para pendengar dan pembaca. Kalau kita memang menginginkan suatu renaisance dalam kehidupan kita, perbanyaklah membaca. Toh kita sudah banyak membeli buku-buku, bahkan kalau dikalkulasi bisa mencapai puluhan ratus ribu, puluhan ratus pond, dan puluhan ratus dolar.

Ingat sobat, kesempatan hanya hari ini, kemarin sudah sirna tak bisa kita kembalaikan lagi. Bahkan pepatah China mengatakan”An inch of time is worth an inch of gold, but it is hard to buy one inch of time with one inch of gold”. Penulis berharap apa yang telah disampaikan bisa menjadi peringatan bagi penulis, pendengar dan pembaca.

Kairo, 12 November 2009
Di waktu senja, 16.12 CLT.


baca lagi......

Senin, 31 Agustus 2009

Ramadhan, Syahru Mubarok

Ramadhan, Syahru Mubarok


Sudah lama jemari-jemariku tak menuliskan kata-kata sekalipun. Ku ingin melakukannya kembali selagi aku bisa untuk menggerakanya. Sebab kita tak akan pernah tahu apa yang akan terjadi mengenai esok hari, hanya Allohlah yang tahu semua itu. Seperti yang aku rasakan 3 hari kemarin. Mulai tanggal 28 Agustus 2009, aku merasakan flu yang lumayan ringan, akan tetapi tanggal 29-31 tubuhku mulai lemas dan panas. Inilah yang aku rasakan, dengan kondisi seperti ini, aku tak bisa melakukan apa-apa. Padahal banyak waktu yang bisa aku lakukan jikalau tubuhku ini fit.


Ini adalah yang kedua kalinya aku berpuasa di bumi para nabi. Seperti tradisi-tradisi yang telah berjalan di Kairo ini, setiap menjelang buka puasa banyak masjid-masjid yang membuka buka bersama bareng(istilah yang sering kita sebut dengan maidahan). Makanan yang dihidangkanpun semuanya ala Mesir, untung karena sudah 2 tahun di Mesir, sudah bisa menyesuaikan diri dengan makanan-makanan tersebut. Untuk orang-orang serumahku, sering mereka mengambil jatah buka puasa untuk dibawa pulang, setelah itu diracik kembali di rumah(kadang-kadang lom matang banget masakannya).

Masih banyak tradisi-tradisi Mesir yang lain ketika bulan ramadhan datang, semisal banyak rumah-rumah yang dikasih sederetan lampu kecil-kecil indah yang memanjang yang menggambarkan kebahagiaan mereka ketika bulan suci ramadhan datang. Untuk sholat tarawih, kebanyakan masjid-masjid sini hanya melakukan 8 rakaat saja, bacaan yang dibaca pun berbeda-beda, ada yang setiap tarawih satu juz dibaca, ada yang hanya setengah juz, ada juga yang selain itu(kebanyakan anak-anak semisal aku ni milihnya yang paling cepet, jadi sering milih masjid yang solatnya paling cepet, jangan ditiru yah,hehe).

Sebenarnya di bulan ramadhan ini penuh dengan keberkahan, bagaimana tidak coba, setiap melakukan satu kebajikan, dibalas oleh Alloh dengan berlipat-lipat. Pokoknya asyiklah kalau mau sering beramal yang baik di bulan yang barokah ini. Tapi yang perlu diingat bagi kita-kita dalam bulan ramadhan adalah kata”ikhlas”. Coba kita ingat-ingat ucapan Alloh dalam hadist qudsi”Sesungguhnya semua amal yang dilakukan oleh Bani Adam adalah untuk mereka sendiri, akan tetapi puasa adalah untuk diri-Ku, dan Aku yang akan memberikan balasan sesuai dengan keinginan-Ku”. Makanya ketika kita berpuasa, kita kudu ikhlas selalu.

Semoga aku bisa cepet fit, biar bisa melakukan banyak amal(mudah-mudahan yang dimaksud amal baik,he). Tak asyik kalau cuman penulis yang menginginkan dirinya untuk sehat selalu. Tapi penulispun mendoakan, mudah-mudahan yang mau membaca tulisanku ini juga tergolong orang yang beruntung(bisa menggondol banyak pahala)di bulan romadhan ini.

Cairo, 1 Sept 2009

baca lagi......

Selasa, 04 Agustus 2009

Suasana Malam di Nil

Suasana Malam di Nil


Malam 28 Juli 2009, aku keluar di malam hari dengan salah satu temenku Sa’adah pada jam setengah dua malam. Karena malam itu adalah malam terakhir aku di Dimyat, aku paksain tuk ikut ajakan Sa’adah. Padahal aku sudah malas-malasan tuk berangkat malam itu, sebab mataku dah mulai mengantuk. Tapi aku merasa ngga enak untuk menolak ajakanya. Sebab Sa’adah ini mungkin simpati dengan keadaanku yang sering menyendiri(iya sih, tapi aku enjoy aja ko, memang sifatku kayak githu,he..).


Aku berjalan berdua dengan Sa’adah dengan suasana malam yang dihiasi lampu-lampu yang indah. Tidak seperti di Indonesia, malam di Dimyat(salah satu tempat rekreasi di Kairo) itu justru rame banget, apalagi musim-musim panas gini. Bahkan bisa jadi tidak tidur semalaman karena emang susah tidur. Aku telusuri jalan tengah yang tidak dilalui oleh lalu lalang mobil, aku mulai bercakap mulai dari suasana malam hari di Dimyat, dan lain sebagainya.

Waktu jalan-jalanpun sebenarnya aku pengin bentar saja, terus aku bilang ke Sa’adah” gimana nih, mau muter balik po?”, jawabnya “nanti aja deh, mendingan ke Nil dulu yuk”. Aku dan dia terus berjalan yang akhirnya sampai di jalan Mustasyfa markazi, aku ambil jalan kanan dan terus berjalan kearah sana. Tadinya aku kira mau lihat sebuah rumah sakit di jalan mustasyfa itu, ternyata ngga kebayang euy, justru kita melihat keramaian disana. Pasar malam mulai dari penjual pakaian, makanan, eskrim dan juga kapal-kapal yang ramai dengan para penumpang. Sebelum naik kapal yang diramaikan dengan dance, kita beli eskrim yang harganya 2 Le, enak banget.

Kita masuk kapal yang lumayan besar, sambil nunggu kapal berangkat, para penumpang yang ada dihibur dengan brigden dan juga dancing dengan musik-musik mesir yang khas yang bikin aku tersenyum sambil menikmati alunan lagu dan dancing tadi(sumpeh, musik-musik mesir itu luchu lo..). Akhirnya selang waktu kedepan, kapalpun berjalan menuju ke arah ra’sul bar yang sore tadi aku sempat pergi kesana dan poto-poto disana. Tidak seperti suasana Nil di Tahrir, sungai Nil di Dimyat jauh lebih asyik dan lebih ramai, mungkin karena ada pasar malam tadi.

Mengenai harga tiket kapal, tidak terlalu membikin kantong kempis(murah ko, cuman 1 pound). Setelah naik kapal, kita jalan-jalan sebentar sambil lihat-lihat suasana sekitar yang ramai dengan pengunjung. Habis itu, kita pulang dengan hati agak berat, senadainya dari kemarin kita tahu ada sungai Nil yang indah ini, pasti dari kemarin kita udah main kesini(mungkin kayak githu deh ceritanya).

Dimyat, 2009, 28 July

baca lagi......

Kamis, 30 Juli 2009

Suara Realita Kawan

Suara Realita Kawan



Pagi ini 28 Juli 2009, ku berjalan menyusuri salah satu pantai yang punya kesejukan tersendiri, kesejukan yang menyerupai alam pertiwi Indonesia. Aku coba mengingat bagaimana aku dulu bermain bersama kawan di pantai pertiwi, seolah sama seperti yang aku alami sekarang.



Setelah sampai kesana, aku lihat-lihat sekitar pantai, ternyata teman-temanku pergi ngga tahu kemana, tak ada satupun yang aku lihat. Aku coba berdiri sambil menekukan tangan kedadaku sambil menatap ke ujung laut yang ada di depanku ini, aku nikmati karunia yang Alloh kasih ma orang-orang di Dimyat ini.

Baru beberapa menit, aku palingkan tatapanku ini ke sekitar pantai, siapa tahu ada yang aku kenal. Akhirnya kulihat juga mereka. Terus aku kesana sambil duduk bareng, foto-foto bareng ala orang”keren”(ihiks..lagi so keren sih). Karena panasnya suasana pantai, akupun cari tempat untuk berteduh. Sungguh sejuk banget euy, angin pantai yang sepoi-sepoi menyentuh kulit lembutku ini, terasa kesegaran yang luar biasa(suegere rek..kata orang Jawa Timur).

Sambil duduk dibawah kayu yang meneduhkanku dari panas matahari, dan juga pandanganku ke arah pantai yang kebanyakan orang-orang mesir menikmati air laut Dimyat, temenku si Arman(nama samaran), mendekatiku dan ikut berteduh di bundaran kayu yang aku duduki disana. Aku coba membuka pembicaraan ma Arman tentang suasana pantai di Dimyat ini. Selain itu juga aku iseng tanya tentang hasil ujian, ternyata dia dah tahu hasilnya(enak yah, kalau aku lom tahu euy, lom turun nilainya, mudah-mudahan lulus ya rabb).

Sambil menikmati kesejukan di pantai Dimyat, akupun ngobrol seputar remaja, aku mulai dengan kata-kata yang tak asing lagi, “Man dah punya pacar lom?”. Arman bilang gini, “durung iks, padahal aku wis melu organisasi nang ngendi-ngendi tapi ijek ra ndue”. Aku hanya bisa tertawa menyindir(maklum aku dah punya cewe euy). Terus si Arman menceritakan tentang cewe yang suka ma dia di Indonesia. Dia adalah anak kyai, singkat cerita ketika ujian semester dua tahun 2009 tinggal 3 mata kuliah, si Arman nelpon si Dia tuk kasih semangat, tak taunya ketika lagi enak-enak ngobrol bapaknya datang, terus cewenya nyuruh Arman tuk ngomong hubunganya ma bapak si cewe. Bapaknya bilang ma si Arman katanya suruh ngomong ma ibunya saja. Sebelum nelpon ibu si cewe, Arman nelpon ke orang tuanya dulu tuk minta saran, orang tuanya bilang” ra usah Man, mengko malah koe kisinan”. Akhirnya semenjak itu, si Arman tidak lagi kontak ma dia.

Lalu aku ngajak Arman tuk pulang ke kos-kosan yang kita kontrak sekitar pantai itu. Di perjalanan aku bilang ma Arman kalau aku bersyukur, aku dapat beasiswa dari BZ(Baitu Zakat) dari Kuwait. Dimana dengan beasiswa itu, aku sangat-sangat terbantu dalam urusan biaya. Armanpun kemudian cerita kalau di Bu’us(asrama mahasiswa orang-orang asing di Kairo) hanya dapat beasiswa yang sangat mepet kalau di hitung-hitung buat biaya perbulan yaitu 92 Le. Bahkan kalau musim ramadhan tiba, dia bersama teman-teman yang lain harus survai dulu ke masjid-masjid yang memberikan bantuan uang. Dia ngasih tahu ke aku kalau ramadhan kemarin dapat 700 Le.

Dari tulisan ini penulis hanya ingin mengingatkan kalau kita sebagai manusia harus bisa pandai bersyukur, tidak hanya Arman yang kesusahan dalam hal biaya hidup tinggal di Kairo, tapi masih banyak saudara-saudara kita yang lebih sulit dalam hal biaya hidupnya. Tak boleh kita hanya bersenang-senang menikmati kiriman dari orang tua atau sejenis dari itu, tapi bagaimana kita gunakan uang pemberian ortu kita dengan sebaik-sebaiknya, mumpung masih dikasih ma ortu, kalau sudah disuruh nyari sendiri coba, pasti akan shock bagi orang yang pertama kali melakukanya. So, teruslah berjuang, dan gunakan kesempatan yang cemerlang ini sebaik-baiknya.
July 2009, 28

baca lagi......

Ra’sul Bar on Memory

Ra’sul Bar on Memory


Sore 28 Juli 2009 aku bersama 2 teman Ikamaru(Ikatan Mahasiswa Raudhatul Ulum Pati) melaju ke ra’sul bar. Ra’sul bar adalah pertemuan antara sungai Nil(sungai terpanjang di dunia yang panjangnya mencapai 6695 km) dengan laut tengah di Dimyat. Letak antara kos-kosan yang kita sewa dan ra’sul bar tidak terlalu jauh, kalau naik angkot cuman bayar 50 qirs( setengah pound mesir).


Walau tempatnya sederhana tapi lumayan indah. Inilah kehebatan Mesir bisa membikin tanah-tanah menjadi tempat-tempat rekreasi. Seandainya pemerintah Indonesia pintar membangun tanah-tanah dibikin tempat rekreasi, mungkin banyak income yang didapat. Coba saja kita lihat, di Indonesia banyak lho pertemuan antara sungai dan laut, tapi ngga dibikin tempat wisata.Menurutku mungkin karena anugerah Alloh yang berupa sungai Nil yang membuat ra’sul bar menjadi salah satu tempat rekreasi yang banyak dikunjungi oleh turis lokal maupun interlokal. Disamping mempunyai title the long river in the world, tapi juga sejarah yang sungai Nil perankan sungguh membuat orang mau untuk melihatnya.

Selain pemandangan yang indah, di Ra’sul Barpun ada bioskopnya juga lho. Namanya Al-Lessan Dimyat Cinema, Unik kan? Aku sempat foto-foto juga disana, ya karena memang tujuan utama piknikku cuman ambil gambar dan cari refresh aja. Tapi yang aku sayangkan aku ngga punya foto sendiri, So harus ngikut temen yang lain(ihiks..jadi sedih).

baca lagi......

The Second Tour of Memory(Syati’ 51)

The Second Tour of Memory(Syati’ 51)


Tanggal 27 Juli 2009 inilah kedua kalinya aku berekreasi setelah pertama kali tour bareng Grazeev ke Gaza, lihat pyramid dan spinx yang mungkin dulu hanya sebuah sejarah yang aku baca, tapi sekarang aku bisa menyaksikannya langsung. Sekarang giliran tour bareng anak-anak Ikamaru Pati ke tujuan pertama Dimyat beach. Pantai Dimyat ini hampir sama kayak pantai-pantai di Indonesia seperti pantai ayah di Kebumen misalnya, bedanya disini banyak tempat-tempat untuk para pengunjung sedangkan di Indonesia kebanyakan para penjual makanan walau tidak menutup realita pengunjungpun banyak.


Perjalanan kali ini banyak diiringi dengan indahnya pohon kurma yang terlihat bagus, ada perkebunan mangga dan juga tambak-tambak ikan dipinggiran jalan, sampai temen duduk sebelahku bilang “kayak di Rembang suasananya”. Perjalanan yang melelahkan dan juga bisa dijadikan memory untuk masa depan.

Tak kusangka pagi ini aku bangun jam setengah delapan pagi yang bikin aku gugup dan tergesa, bagaimana tidak coba? perjalanan tour bareng anak-anak Ikamaru yang akan berangkat jam 9 pagi, sedangkan rumahku dengan tempat kumpul untuk berangkat agak jauh dan butuh waktu sekitar 35 menit. Aku keluar dari rumah jam delapan kurang sepuluh. Bus nomer 69 arah ke kota Qotamiyah tempat tujuanku itu ternyata ngga melihatkan roda dan kacanya. Dengan kondisi badan yang tidak begitu fit(maklum baru bangun langsung siap-siap tuk berangkat) campur ngejar waktu, akhirnya 30 menit kedepan baru muncul. Cepat aku masuk mobil terus take off langsung ke tempat tujuan. Aku tidak begitu tahu tempat yang aku tuju itu, lupa sih, baru satu kali aku kesana. Tahu-tahu salah turun, padahal tempat tujuan masih jauh. Aku langsung telpon Siti Sa’adah, akhirnya diapun menjemputku( asyik ada yang jemput).

Waktu yang telah terencanakan mau berangkat jam 9 pagi, ternyata baru bisa take off jam 10.30(capek deh, kalau tahu kayak gini, aku mending chat dulu ma yang di Indo, he..). Bus berangkat jam 10.30 dengan tujuan Dimyat beach yang butuh waktu 4 jam. Tapi sebelum bersenang-senang di pantai, kita istirahat dulu di rumah yang telah kita sewa sampai nunggu waktu asar. Setelah kita solat di masjid dekat rumah, terus langsung ke beach deh. Jadi teringat suasana pantai di Indonesia nih(ihiks...pengin pulang).

Sore 27 Juli 2009, kita habiskan bareng di Dimyat beach dengan bermain bola, berenang(tapi aku ngga renang, bukanya aku ngga bisa berenang, tapi aku emang ngga bawa celana untuk berenang) dan foto-foto. Sampai waktu menunjukan jam 19.30 kita baru pulang ke rumah. Waktu isapun datang, panitia seksi acara mengadakan kumpul bareng, untuk senang bersama-sama. Sumpah, malam yang bisa dijadikan kenangan. Dari teman-teman seksi acara mengadakan lomba kecil-kecilan dan doorprize, tapi ternyata kegiatan yang sederhana kayak githu cukup attractive pendudukan Dimyat. Mereka pada nonton dan ikut bersorak(emang sih, hatiku bilang “ndeso-ndeso”, gitu aja diheranin). Ada permainan yang sederhana tapi buatku itu sangat menarik yaitu lomba memasukan pensil ke dalam botol minuman, tapi dengan kerja perkelompok empat orang(bedakan? Biasanyakan cuman satu orang aja). Ternyata hal seperti itu membuat sebagian penduduk yang tinggal disamping rumah kos-kosan kita pada tertarik.

27 July 2009
Dimyat on memory

baca lagi......

Sabtu, 11 Juli 2009

The Memory of July

The Memory of July


Liburan sudah mulai tiba, tak terasa setelah sebulan kemarin tersibukan oleh ujian kuliah yang tak tahu apa hasilnya nanti, kini saatnya mulai terbebas dengan diktat kuliah yang bikin orang tidur kurang. Di kepalapun sudah mulai terancang tempat panorama yang sungguh menakjubkan kalau dilihat, terasa ingin sekali cepat-cepat pergi untuk melihatnya. Tapi semuanya itu hanya rancangan, hanya sebuah keinginan, tetap yang menentukan cuman Alloh. Rencanaku untuk pergi berlibur ke Alexandria yang katanya sangat bagus itu ternyata hanya omongan dan keinginan saja.


Tanggal 24 Juni 2009 inilah pijakan pertama aku tersibukan oleh agenda-agenda baik itu dari Informatika yang katanya mau mengadakan tour ke Alexandria, kebetulan aku yang diminta untuk mengurus agenda ini. Selanjutnya dapat tawaran untuk membantu panitia ORMABA PPMI yang sudah terlaksana pada 6-7 Juli kemarin. Kemudian diminta oleh seksi kaderisasi KSW untuk menjadi seksi acara di LPEPM anak-anak Jateng yang sudah terlaksana pada 9 Juli kemarin, kemudian tanggal 10 diminta menjadi MC di acara Up greading Informatika untuk kru-kru baru 2009-2010. Ketiga kepanitian itu sungguh memaksaku untuk menguras banyak tenaga, sampai-sampai badan sudah mulai pegal-pegal, untung ada Ummy yang membuatku semangat selalu.

Tapi, belum selesai sampai disini, aku masih punya tugas mengurusi OPABA NU, dimana koordinator seksi acara dipegang olehku. Sebenarnya capek campur kesel kalau ngomong tentang masalah ini, tapi tak apalah, gimana ngga cape, kepanitiaan aja kurang tenaga, uangpun mepet, kerjapun tidak profesional, banyak tumpang tindih kerjaan dalam kepanitiaan, tapi bagaimanapun ini semua akan kujadikan pelajaran, karena dengan ini aku ditantang untuk lebih bisa mandiri dan tangkas dalam bergerak.

Waktu masih berjalan begitu semangatnya, matahari dan bulanpun tak bosan-bosanya menerangi alam raya, disinilah aku merasa tak cukup hanya sampai disini. Perjalanan sang pengembara masih lama, tantangan masih siap siaga didepan. Ambil kekurangan masa lalu dan pelajari untuk bisa menemukan rumus handal ketika nantinya menemukan hal-hal yang telah kita temui sebelumnya. Wake Up guys!!! Don’t be weakness.

July 2009, 11
Cairo


baca lagi......

Jumat, 26 Juni 2009

Aku kan Lakukan yang Terbaik

Aku kan Lakukan yang Terbaik

Tak semua orang menganggap dirinya mampu melakukan apa yang dia mau. Faktor yang mempengaruhi akan hal itu biasanya disebabkan oleh sebuah lafal yang kedengaranya remeh tapi pengaruhnya sangat besar “Aku tak bisa”. Kita boleh ngomong seperti itu kalau kita sudah melakukanya sendiri. Tapi terkadang kita tak seperti itu, kita kalah sebelum bertanding, belum berbuat tapi sudah menyerah duluan.


Tindakan seperti inilah yang banyak membuat kita menyesal di kemudian hari, tak cukup setahun kita menyesali tentang perbuatan kita, tapi bahkan bertahun-tahun lamanya kita akan menyesal kalau semenjak dini kita tak berusaha untuk mencegahnya.
Tantangan hidup setiap hari semakin besar, kita tak bisa pungkiri hal itu, seperti yang kita tahu, zaman global yang sudah diakui oleh banyak kaum di dunia ini memang menuntut kita untuk selalu siap dalam menghadapinya. Tak boleh kita menunggu untuk “dijajah” oleh manusia yang kita tak mengenalinya, lebih menakutkan lagi kalau kita “dijajah” oleh waktu.

Penulis biasanya tercerahkan dengan sebuah bacaan tentang orang-orang sukses di dunia, atau sebuah novel yang cenderung memotivasi seseorang untuk memaksimalkan apa yang dia miliki. Walau penulis tak bisa sepenuhnya melakukan hal yang sama seperti tokoh-tokoh dalam bacaan tadi, tapi itu jauh lebih baik dari pada tidak melakukan apapun sama sekali.

So, jangan mau kalah sama yang namanya waktu, kita harus ingat, Sang Kholiq pernah berkata ”Kami jadikan manusia di bumi ini untuk menjadi kholifah”. Kholifah(pemimpin) dalam urusan rumah tangga, agama maupun taraf pemerintahan. Let’s do the best for ourselves on our life. Cheer Up. Kita masih punya banyak waktu untuk melakukan sesuatu yang spektakuler, tentunya yang orang lain tak bisa melakukanya. Inilah yang akan menjadi kebanggaan diri dalam memory hidup kita.


baca lagi......

Jumat, 19 Juni 2009

Suara Hati Insan yang Lupa Diri

Suara Hati Insan yang Lupa Diri


Arus kehidupan berputar dengan berbagai macam rasa. Setiap hari kurasakan indahnya kehidupan. Makna yang mengalir di dalamnya begitu menakjubkan. Kini aku telah tinggal ditengah-tengah kehidupan, sudah terhitung 20 tahun, tak terasa perjalan yang singkat ini telah membawaku mengilingi berbagai macam tempat, mulai dari tanah air sendiri bahkan sampai ke negeri para nabi. Memang tak mudah kita melawati hari-hari ini jika kita memang benar-benar mau meraih buah dari kehidupan di dunia ini.


Aku melihat kebersamaan pada waktu itu membuatku seolah menjadi seorang yang terbaik diantara mereka. Seakan-akan tak ada bandingannya. Setiap ada suatu problem yang membutuhkan solusi, pandangan mereka sedikit banyak selalu mengarah padaku. Tapi tak selamanya hal seperti tadi akan berjalan terus. Seperti yang aku alami sekarang, semenjak kita berpencar, ada yang di IAIN Semarang, UIN Yogyakarta, UIN Syarif Hiddayatullah Jakarta, UIN Malang dan lainya, sekarang terasa berbeda. Kudengar banyak prestasi dari mereka yang mungkin aku belum bisa melakukanya.

Ini yang membuatku sedikit merasakan arti nilai diri dan makna akan prestasi. Akankah aku akan menjadi pecundang dihadapan mereka yang telah mengukir beberapa prestasi di kampus masing-masing. Ataukah akan menjadi orang yang disegani dikomunitas mereka? yang secara aku tidak sedikit mempunyai peluang dan kesempatan seperti halnya mereka.

Tapi setidaknya dalam tulisan yang singkat ini ada pelajaran untukku dari itu semua. Walau mereka mampu mengukir prestasi dengan jalan competition, tapi setidaknya aku yang disini mampu memberikan jawaban atas pertannyaan yang mereka lontarkan kepadaku. Itu sudah cukup membuktikan bahwa aku yang disini masih mampu bersaing dengan mereka yang mengukir prestasi di bumi pertiwi.


baca lagi......

Rabu, 06 Mei 2009

My Father’s Advices

My Father’s Advices


Perjalanan waktu terasa cepat sekali, tak terasa detik demi detik yang aku miliki lenyap dengan mudahnya tanpa menghasilkan apa-apa. Apakah ini harapanku, apakah hal seperti ini akan tetap ada dan selalu kulakukan setiap harinya. Apakah aku tak iri dengan orang-orang sukses yang kerjanya tinggal duduk di kantornya akan tetapi banyak meraih uang. Apakah aku tak mau itu?


Kalau kita mau sadar betapa tingginya nilai yang dimiliki oleh waktu, aku mungkin bisa berasumsi bahwa kebanyakan dari kita akan menggunakannya sebaik mungkin, tapi inilah pertanyaanku, mengapa aku tak sadar dengan nilai yang waktu miliki itu. Kita boleh berbeda mengenai warna kulit, berbeda bangsa dan negara, berbeda keturunan, tapi satu yang mesti kita camkan baik-baik, dia adalah “ how we can spend our time well ”.

Aku masih teringat dengan omongan-omongan ayahku. Betapa beliau ingin menyekolahkankan ke jenjang yang lebih tinggi karena waktu beliau muda cita-cita untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi belum sempat terealisasikan. Sehingga beliau selalu berucap kepadaku,” nak, aku beruntung bisa mensekolahkanmu sampai jenjang yang lebih tinggi, aku jadi merasa puas, bagaimana aku dulu sempat merasakan kesedihan karena tak mampu meneruskan sekolahku dulu, tapi sekarang aku bahagia karena kau telah membayar kekecewaan yang telah aku rasakan dulu, aku berharap padamu nak tuk menjadi orang sukses nantinya ”.

Aku tak mengira betapa besar pengorbanan ayahku untuk melakukan hal seperti ini dengan susah payah, rela meninggalkan keluarga dan melancong kesana kemari demi menyediakan fasilatas untuk anaknya dalam sekolah. Istri dan anak-anaknya beliau tinggal bertahun-tahun lamanya, sampai tau-tau anak-anaknya sudah pada tumbuh dewasa seperti sekarang ini. Aku harus sadar itu, aku ngga boleh putus asa dalam menjalani roda pendidikan ini yang selalu aja membuatku bosan dan jenuh. Tapi kalau kita mau memikirkan sejenak mengenai pendidikan, kita coba menerobos celah-celah lubang masa depan yang akan kita jumpai nantinya. Pasti kita akan menemukan, mengapa kita selalu ditekankan oleh orang tua kita untuk selalu mengembangkan diri baik itu segi intelektual maupun keterampilan. Sebab tantangan yang akan kita hadapi nanti jauh lebih sulit dari pada orde lama dan orde baru yang ayah-ayah kita rasakan pada zaman dahulu itu.

Sebelum aku merasakan penyesalan dikemudian hari, lebih baik aku siapkan langkah dan geraku ini. Aku tak mau Ayahku nanti mengalirkan air matanya untuk kedua kalinya. Aku tak mau orang disekelilingku akan mencelaku nantinya. Maka sebelum terlambat, lebih baik aku atur sebaik mungkin, memang tak semudah yang kita bayangkan, tapi apa salahnya kalau kita mau mencoba lebih dulu, sebab kebanyakan orang kalau belum mencoba untuk melakukan sesuatu yang padahal itu mudah, pasti mereka berasumsi itu sangat sulit. Berbeda dengan orang yang mau mencobanya, walau mulanya terasa sulit, tapi kalau sudah dikerjakannya pasti butir-butir kepuasan akan dia peroleh.

Penulis dalam tulisannya ini mencoba untuk memberikan gambaran kepada pembaca bagaimana orang tua kita yang kita sayangi dan hormati telah melakukan banyak pengorbanan, waktu mereka rela mereka habiskan demi kita, apakah kita masih tak mau sadar dan mengerti bagaimana mereka sangat mengharapkan kesuksesan kita nantinya. So, in the last my writing, I’ll to say, don’t make your family sadness about your actions, but make them cheers and happy.

Cairo, 2009 May, 6

baca lagi......

Selasa, 05 Mei 2009

Reach your Beautifuly Days

Reach your Beautifuly Days

Saatku berpikir untuk melakukan yang terbaik untuk masa depanku, semua terasa indah, semua terasa nampak di depan mata. Hari-hari dipenuhi semangat yang membara. Tapi tiba-tiba ada terjalan yang merintangi langkahku, terjalan yang membuat aku susah untuk melangkah. Jiwaku tak kuat untuk melewatinya, sebab kepesimisan yang aku rasakan dalam jiwaku. Hari ini adalah hari yang cukup mengukir sejarah buatku. Sebab baru kali ini aku merasakan rintangan yang luar biasa. Rintangan hidup untuk masa depan. Boleh mereka menganggap rintanganku ini bukan rintangan yang besar, bahkan ada rintangan yang lebih besar lagi. Tapi sungguh, rintangan yang aku hadapi sekarang terasa besar sekali.


Memang ketika ucapan janji tuk kuat menghadapi rintangan itu sudah aku ungkapkan. Tapi masih saja jiwa ini menangis sedu, terasa luluh dan tak bertenaga. Tapi aku berharap kepada Sang Pemilik Alam tuk selalu memberikan semangat pada jiwa yang lemah ini tuk selalu berbuat yang terbaik untuk diri sendiri dan dirinya.

Semua permasalahan yang ada di dunia ini pasti mempunyai penawar atau solusi masing-masing. Mulai dari masalah medis maupun masalah sosial kita. Semua ada penawarnya, kalau memang kita mau mencarinya dan berusaha memecahkannya. Jangan kau anggap masalah yang besar dibiarkan begitu saja, sebab permasalahan yang sekecil itupun terkadang bisa membuat fatal.

So, do the best for us. Masih banyak keindahan di bumi ini yang kita belum menemukannya. Carilah itu semua, jangan pernah kau lewati begitu aja, semudah pasir yang berterbangan ketika tertiup angin. Strive our dream, and reach your beatifuly days.

Cairo, 2009 May, 5
Tulisan ini penulis persembahkan untuk seseorang yang spesial. Penulis harap, kamu bisa menyelesaikan problemu.


baca lagi......

Rabu, 15 April 2009

Wish Coming True

Wish Coming True


Kita terkadang mempunyai obsesi untuk mendapatkan sesuatu yang luar biasa di alam raya ini, baik itu materi maupun spirit. Kitapun kerap mencoba melawan rintangan di depan kita. Tapi tubuh ini terkadang tak mau menerimanya, tak mau berusaha lebih keras lagi, alasan yang dibuatnyapun selalu menggiurkan untuk menuruti apa kemaunya. Penulispun demikian, semangat untuk mencapai sesuatu yang telah terukir diotak kecil ini selalu membuat penulis sadar dan siap untuk berjuang. Tapi nafsu dunia selalu mencoba mengganggu dan menutup percikan-percikan cahaya rahmat sang Pencipta. Apa yang sebenarnya terjadi?


Tapi penulis yakin, pasti ada banyak jalan untuk memecahkan problem yang tak sebesar apa yang terbayang dalam pemikiran kita ini. Sebab penulis yakin bahwa rintangan terbesar yang pasti butuh perhatian banyak dari kita itu tidak dalam waktu-waktu sekarang. Tapi waktu yang akan kita jumpai dikemudian hari nanti. Bahkan hubungannya dengan interaksi yang sifatnya tak hanya berkutat 1, 100, atau 1000 orang tapi sifatnya boleh jadi mengglobal dan mendunia.

Yang perlu dilakukan sekarang adalah bagaimana menggunakan kesempatan-kesempatan yang luar biasa ini, kesempatan yang Pencipta berikan pada kita saat ini. Sebab kalau kita mau melihat fenomena disekitar kita, pasti benih kesadaran dalam jiwa kita akan terbuka lebar. Apakah kita tak melihat bagaimana orang yang tak punya anggota badan lengkap dalam menghadapi alur kehidupanya. Apakah kita tak merasakan bagaimana para fakir miskin mencari sesuap nasi. Berapa besar dan kerasnya usaha yang mereka perjuangkan. Sebenarnya kalau kita benar-benar merasakan fenomena-fenomana tadi pasti usaha-usaha untuk mencapai hasil yang dibanggakan ini akan timbul. Apalagi kita yang bisa dibilang normal dan mempunyai kesempatan yang bagus untuk mengukir banyak cita.

So, ukirlah diotak kecil kita sebuah ukiran masa depan, yaitu mimpi yang mampu membawa kita menjadi salah satu orang yang beruntung di dunia ini. Sebab jika kita telah mengukirkan sebuah mimpi di otak kecil kita ini, benih-benih usahapun akan selalu setia mengiringi kita. Penulis berharap bahwa kita sebagai insan yang tak memiliki waktu tinggal yang cukup banyak di dunia ini bisa mencapai mimpi yang sekarang kita ukir. Remember, if we have chances to get our dream, lets do it, don’t waste your time.


baca lagi......

Minggu, 29 Maret 2009

Don’t Feel Lowness

Don’t Feel Lowness

Kita terkadang merasa bahwa diri kita lebih rendah dari orang lain. Ketika mereka berhasil membahas sesuatu yang belum kita ketahui ataupun kita tidak mampu memecahkanya yang bisa menimbulkan iri hati maupun kecemburuan sosial antar masing-masing orang, tapi pastinya kita jangan terlalu tergesa-gesa untuk minder dulu. Karena kalau kita mau menelusuri rahasia apa yang telah mereka lakukan, pasti kita akan segera bertindak. Apa kira-kira secreat mereka? Ya, karena memang mereka lebih dulu tahu permasalahan itu, boleh dikata mereka lebih dulu Start daripada kita.


Darisinilah kita jadi tahu kalau poin yang menjadikan kita kalah dengan orang lain adalah kalah Start. So, apa yang harus kita lakukan? Pernahkah kita tahu berapa percobaan yang telah dilakukan oleh para penemu yang menggemparkan dunia, mereka sukses karena mereka lebih dulu mulai percobaan dibanding rekan-rekan sebaya mereka.

Masih banyak hal yang belum kita lakukan dalam alur detik kehidupan kita. Waktu yang belum sempat kita arahkan ke alur pencapain mimpi-mimpi kita. Waktu yang kurang mendapat perhatian dari calon-calon cendekia masa depan. Tapi jangan terlalu mengkhawatirkan mengenai hal itu, sebab penulis yakin kalau waktu-waktu itu masih menunggu sikap dan respon kita.

Penulis sekali lagi mengingatkan kepada para pembaca bahwa selama ini mungkin salah satu dari kita ada yang merasa lebih rendah dari yang lain, masih kurang PD, masih kalah level dengan rekan sebaya kita, maka don’t despair. Kita masih punya kesempatan untuk memperbaiki diri. Kita mempunyai satu menit yang bisa kita gunakan dengan sebaik-baiknya, kita masih mempunyai satu langkah kedepan lebih maju untuk menciptakan hal-hal yang spektakuler.

Maka untuk melakukan hal yang sepektakuler dalam alur waktu kita, penulis hanya mengusulkan satu kata kunci saja, bacalah alam sekitar kita dan pahamilah apa yang mereka inginkan. Mudah-mudahan tulisan ini bisa menambah semangat pembaca untuk bisa survive dalam kehidupan dunia yang penuh warna ini.

Cairo, 2009 March, 28

baca lagi......

Selasa, 24 Maret 2009

Fight your Desire


Di dalam diri manusia tersimpan benih-benih rasa yang menghiasi kehidupan. Keinginan untuk selalu happy whenever and wherever acap kali selalu terus terpikirkan tanpa melihat akibat yang akan timbul nantinya. Tidak kita pungkiri, panorama seperti inilah yang sering kita rasakan dan kita lakukan.


Terawangan masa depan seolah-olah membuat misteri yang tak terduga. Adakalanya mencekam dan menyenangkan. Ketika kita membaca profil salah satu orang sukses di dunia misalnya, seolah-olah bayangan kita terbang ke alam seorang yang sukses tadi. Kitapun berandai-andai entah kemana, yang mungkin kerap tiada ujungnya. Tapi hal kayak gini tak masalah bagi para pengejar mimpi, sebab proses seperti inilah yang bisa membuat mereka termotivasi bahkan bisa menimbulkan berbagai ekspresi dalam dirinya.

Ada cerita yang cukup menarik dikalangan insan pelajar. Pengalaman hidup kerap mereka terjuni, baik organisasi maupun kegiatan tambahan lainya. Terasa indah jikalau kita ikut terjun di dalamnya, tapi dampaknyapun harus selalu dipirkan. Memang tak semudah membalikan tangan ketika kita sudah mengikat kontrak dengan hal tadi, organisasi misalnya, tapi uniknya respon dari kita berbeda antar satu dan lainya. Respon-respon inilah yang memberikan masukan ide maupun menuangkan cukup cerita yang tak kan terlupakan nantinya. Penulis mengelompokan menjadi 3 responden. Yang pertama adalah mereka yang mempunyai tanggung jawab besar pada kontrak yang mereka buat, tapi mereka lupa dengan tanggungjawab besarnya. Yang kedua mereka serius dengan tanggung jawab besarnya tapi acuh kepada kontrak yang dia lakukan. Yang ketiga, mereka yang respect dengan kontraknya dan tidak melupakan tanggungjawab besarnya. Yang terakhir inilah yang penulis harapkan dari para insan organisatoris.

Memang sudah kodrat alam, setiap ada sesuatu yang kita kejar atau kita ikut terjun di dalamnya pasti tak lepas dari yang namanya pengorbanan. Jiwa dan ragalah yang akan jadi taruhan nantinya. Jikalau kita diberi pendengaran mengenai keluhan raga kita ini, mungkin kita acap kali akan mendengar rintihan mereka, bahkan mungkin tangisan yang menyuruh kita untuk segera berhenti untuk melakukan istirahat, refresh atau apalah, yang penting bisa berhenti menggunakanya.

Tapi hal seperti itu tak banyak berpengaruh asal kita bisa memenejnya. Yang dikahawatirkan penulis justru penyalahgunaan waktu yang kita miliki, sebab dorongan hawa nafsu yang acap kali mendorong ke hal-hal yang berbau syahwat duniawi. Selain pencarian pengalaman, pastinya kita masih punya tanggung jawab yang lebih besar dari itu, yah tanggungjawab for studing. That is most importent. Penulis takut jikalau kita yang notabene terjun dalam bidang organisasi, atau boleh dikata insan organisatoris lupa akan tanggung jawab besar itu. Jangan sampai alasan capek, dan program kerja yang sering membuat payah itu dijadikan alasan untuk add our sciences.

Tak sepantasnya insan yang penuh kekurangan ini memberi sedikit advise nya, tapi kita sebagai insan cendekia, insan penerus bangsa yang dinanti oleh masyarakat kita di era masa depan, tak salah dan tak luput untuk selalu menambah ilmu. Buktikan kita adalah insan yang berprestasi bagi bangsa dan negara kita.


Cairo, 2009 March, 25

baca lagi......

Selasa, 10 Maret 2009

Di Balik Tabir Sang Pemimpi

Di Balik Tabir Sang Pemimpi


Waktu ini begitu cepat untuk berputar akan tetapi begitu berharga untuk kita tinggalkan. Aku punya mimpi tapi terlalu sulit terasa tuk kulakukan, padahal aku punya kelebihan yang kebanyakan orang sebayaku tak memilikinya. Apakah diri ini terlalu bodoh untuk mengerti arti dari kelebihan, apakah diri ini terlalu khilaf akan kesempatan berharga yang diberikan-Nya. Inilah yang aku rasakan sekarang(on 2009, March 10).


Manusia punya banyak ambisi dalam dirinya, bayangan untuk meraih segalanya selalu tertancap dalam jiwa yang tak tahu kelemahan, tapi mereka sukses dalam hidupnya. Mereka sedikit lebih bagus dibanding orang yang punya ambisi, bayangan untuk meraih segalanya masih tertancap dalam, tapi dia selalu menunda dan tak tahu bahwa jiwanya lemah.

Biasanya bentuk ambisi yang ada dalam jiwa seseorang tidak lebih dari tiga, seperti yang diungkapkan oleh MC Clelland dalam teori motifasinya; Needs of Achievement, Needs of Affiliation and Needs of Power. Itulah biasanya yang dikejar oleh banyak orang, yaitu ambisi untuk berprestasi, ambisi untuk banyak menjalin hubungan dengan orang lain dan yang terakhir ambisi untuk meraih kedudukan.

Aku sering berucap kalau untuk meraih kesuksesan itu sulit, dan itu semua butuh proses, tidak mengalir tanpa usaha apapun, mustahil itu. Tapi walau demikian, aku masih saja tetap tak perduli, usaha kerap sekali nihil. Apa yang akan dibanggakan dengan hal ini, apakah aku hanya akan menunggu kesesalan dibelakang nanti, ataukah aku akan membiarkan tanpa bekas untuk tak memberi sepercik aroma kebahagian?

So, siapakah aku. Inilah yang mesti kita ungkap. Apalah aku untuk meninggalkan waktu yang berharga tanpa bekas apapun. Dunia ini terlalu berharga kalau kita sia-siakan begitu saja. Kita nantinyapun akan meninggalkan dunia yang fana ini, tapi mesti ingat kalau kehidupan di dunia cuman sebentar. Kita tak tau kapan maut akan menjemput, kita tak tahu akan masa depan yang akan dilalui oleh kita. Apakah nantinya kita akan sukses? This all are brought to our life. Walau semua kehendak Alloh, but kita masih bisa berusaha untuk melakukan yang terbaik.

Cairo, 10 Maret 2009

baca lagi......

Rabu, 04 Maret 2009

The Key for all science is Language

Jika kita tilik sepintas tentang kata “language” , pasti kita akan menemukan beratus bahasa yang ada di belahan bumi ini. Lalu apa yang mesti kita lakukan dengan bahasa?. Di kehidupan yang hanya sepintas ini manusia berinteraksi dengan sejenisnya, mereka menapaki hidup, bekerjasama dalam berbagai kegiatan, dan bertanggungjawab atas dirinya kepada Ilah semesta alam maupun kepada orang lain. Tentu untuk bisa berinteraksi maupun bekerjasama, perlu adanya understanding pada diri masing-masing. Dan inilah peran bahasa disini. So, tidak lain melainkan kita harus bisa menguasainya, sebab bahasa adalah kunci yang bisa kita miliki untuk menguasai apa yang kita inginkan. Lebih-lebih chance to get a job in this era very easy, if we can speak some languge well.


Tidak hanya masalah interaksi kita dengan manusia yang lain akan tetapi juga masalah “science”. Sebab inilah yang membuat kita survive forever in the world. Bahkan pepatah mengatakan”kunci untuk menguasai dunia adalah dengan Science(Ilmu), dan ilmu didapat dengan bahasa”. Sebab kalau kita mau menegok perjalan para cendekia, para ilmuwan terdahulu yang menyebar di lentera bumi ini, pasti akan kita temukan banyak sekali pengetahuan yang super wahhh...apalagi kebanyakan mereka berasal dari negara yang berbeda dengan kita, otomatis untuk mengetahui ilmu mereka, cukup dengan bahasa yang mereka gunakan, tanpa perlu kita go to aboard ke tempat mereka berada, sebab dengan karya-karya yang mereka tinggalkan, sudah cukup mewakili.

Misalnya saja karya dari Einsten, Galileo, imam Ghozali, imam Syafi’i, yang bisa kita ketahui ilmunya dengan cukup memahami karya dengan bahasa mereka, yaitu Inggris dan Arab. Kalau kita tahu, betapa mereka telah berjasa di kehidupan ini. Ilmu merekapun masih terpakai sampai sekarang. Tapi karena kita minim bahasa(tidak bisa menguasai bahasa mereka secara maksimal), akhirnya ilmu-ilmu spektakuler yang telah mereka rintis bertahun bahkan berabad yang lalu, tidak tersampaikan ke kita.

Dalam tulisan ini, penulis sebenarnya mau menyampaikan kegelisahanya setelah mendengar dari beberapa insan cendekia di mesir yaitu bapak Nurkholis Mukti dan juga bapak Mukhlason Jalaludin dimana mereka adalah dewan penasehat ICMI(Ikatan Cendekia Muslim Indonesia) Orsat Kairo yang mengatakan bahwa “pada zaman sekarang pemuda-pemudi harus bisa berbahasa, sebab banyak dari instansi-instansi di dalam negeri maupun luar negeri yang sedang membutuhkan mereka”.

Spesialisasinya adalah mereka bisa digunakan sebagai penerjemah antar instansi yang bekerja sama dalam bisnis ataupun hubungan birokrasi. Selain itu peluang mereka di rekrut sebegai pekerja sangatlah tinggi ditengah-tengah sulitnya mendapatkan kerjaan yang layak. So, lets try to learn language hardly, because this is very importent for our life now and the future.

Kairo, 2009 Maret, 4

baca lagi......

Kamis, 26 Februari 2009

Pyramid & Spinx, Bidikan Rekreasi Grazeev

Pyramid & Spinx, Bidikan Rekreasi Grazeev


Angkatan dengan personil yang tidak terlalu banyak ini akhirnya bisa merealisasikan keinginan yang sudah cukup lama dibangun dan juga sempat diundur-undur. Lama kita merencanakan untuk berekreasi ke pyramid dan spinx, sejarah para fir’un dalam cerita para nabi dulu. Tujuan kita sebenarnya hanya simpel saja, tapi pelaksanaanya yang luar biasa sulitnya, sudah beberapa kali kita menggagalkan tanggal-tanggal yg udah kita sanggupi tapi salah satu dari kita tidak bisa. Tanggal 24 Februari 2009 inilah momen bagi kita untuk kesana dengan misi menghilangkan kejenuhan setelah menghadapi diktat-diktat kuliah yang membuat kita tidak cukup tidur dan harus rela memangkas waktu bermain kita untuk membaca diktat kuliah. Mungkin jika orang nanya”what was the greatest momen of my life, I gonna said, this is the greatest momen of my life”.


Selain Grazeev(angkatan MAPK Solo 2007) juga ada teman lain yang ikut. Nah, dalam kesempatan inilah kita jadi tahu bahwa pyramid yang sering muncul di buku sejarah SMP maupun SMA ternyata cuman berjumlah 3 buah, dan kitapun bisa melihatnya secara langsung, ukurannya berbeda-beda, ada yang paling besar(kata saif yang sudah dua kali ini kesana namanya The great Pyramid), selain ukuranya yang besar, didalamnya juga terdapat peninggalan-peninggalan fir’aun seperti perahunya fir’aun etc. Yang kedua sedang, posisinya di tengah, dan yang terakhir adalah cukup sedang. Kitapun banyak hunting foto(istilah kerenku untuk kata berfoto-foto disana). Yang paling unik adalah di suatu tempat yang diberi nama Panorama. Karena darisanalah kita dapat melihat pyramid ketiga-tiganya. Jadi kalau kita foto-foto di panorama, ketiga pyramid itu bisa kelihatan semua. Kitapun banyak ketemu turis dari berbagai belahan dunia, seperti Ukraina, Jepang, China dan lain-lain.

Setelah puas berfoto-foto di Panorama, kitapun beranjak ke tempat Spinx, tahu ngga berapa jumlah spinx yang ada disana?ternyata cuman ada satu, tapi masih keren ko, bahkan kitapun harus berani berdesak-desakan disana dengan turis-turis yang lain untuk bisa foto(kitapun juga turis lo?), ya karena tempatnya sempit. Yang bikin aku seneng juga bisa ndenger secara langsung orang jepang ngomong, masalahnya akutuh gemar nonton film-film jepang dan korea(disamping romantis, perannya juga keren). Setelah menjelang asar tiba, kitapun cabut keluar untuk pulang.

Dalam penantian untuk pulangpun sangat menjenuhkan banget, gimana coba, satu jam setengah kita nunggu mobil untuk pulang, ngga pernah ada. Padahal badan dan kaki dah pegel-pegel. Akhirnya ada mobil dengan tujuan St. Sayyidah Aisyah, kita naiki aja, karena darisana kita bisa mendapatkan bis-bis yang menuju ke arah rumah kita. Karena capek plus suara perut yang terus memanggil majikannya untuk segera diisi(kalau ngga diisi, dia ngancam tidak mau diajak kompromi), kitapun langsung ke rumah makan indonesia, makan-makan deh kita sampe kenyang.

Puaslah sudah, akhirnya kata-kata pyramid dan spinx yang dulu tertulis dan tersusun rapi dalam buku-buku pelajaran waktu junior ma senior high school sekarang dah terlihat jelas di depan mata, dan kitapun mampu menatap lama padanya.

Cairo,2009 Februari,26

baca lagi......

Senin, 23 Februari 2009

The Story of Imapa El-Masr

The Story of Imapa El-Masr
(Ikatan Mahasiswa Alumni Pondok Pesantren Al-Asy’ariyah)

Pertemuan yang diadakan pada tanggal 21 Februari 2009 di St. El-Manhal Hay Tsamin akhirnya menghasilkan keputusan yang bisa dikatakan monumental. Terdapat sebelas orang yang hadir pada malam itu yaitu Faiz Husaini, Vikar, Muslim, Eko Sutrisno, Jawada Mumtaz, Panggah, Hilmy Pratomo, Ajib Akbar Velayaty, Fatchul Makhasin, Hamid, dan Irja Nasrulloh. Ada dua poin besar yang kita bahas pada malam itu yaitu pembentukan nama almamater dan kepengurusan untuk yang pertama kalinya.


Sempat tercantumkan beberapa nama untuk dijadikan sebagai identitas alumni podok pesantren Al-Asy’ariyah yang terletak di daerah Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo ini. Seperti Imapa(Ikatan Mahasiswa Alumni Pondok Pesantren Al-Asy’ariyah), Famas(Forum Alumni Mahasiwa Al-Asy’ariyah), Al-Muntaha, Foxer(Forum xalibeber), dan satu lagi yang hampir mirip dengan Imapa. Untuk menentukan satu dari kelima nama tersebut, kita tentukan dengan menuliskan satu nama dalam secarik kertas yang diambil dari masing-masing hadirin, akhirnya Imapalah yang mendapat suara terbanyak dari pemilihan itu.

Dalam acara yang boleh dikata sederhana ini, dibentuk pula kepengurusan Almapa. Sebelum kita membentuk kepengurusan mulai dari ketua beserta jajaranya, kita bentuk dulu penasehat yang siap diminta arahan-arahannya, kitapun memutuskan untuk mengangkat saudara Faiz Husaini Lc, Vikar dan Abid. Barulah kita bentuk dewan pengurus Almapa ini untuk periode yang telah kita sepakati bersama yaitu satu tahun kedepan. Ada tiga kandidat yang dicalonkan disana, yaitu saudara Eko, Muslim dan Fatchul Makhasin. Dari jumlah suara yang ada, saudara Ekolah yang mendapatkan jumlah suara terbanyak.

Setelah ketua dipilih, Ekopun menunjukan teman-teman yang lain untuk membantu tugasnya untuk satu tahun kedepan. Untuk sekretarisnya, Eko menunjuk Ajib Akbar V, sedangkan bendahara di pegang oleh Jawada Mumtaz. Selain ketua, sekretaris dan bendahara yang dijadikan sebagai pengurus inti, terdapat divisi pendukung yaitu divisi pendidikan dan sosial, dimana saudara Fatchul Makhasin(Koordinator), Muslim dan Panggah yang mengemban tugasnya. Adapun divisi sosial diemban oleh Hilmy Pratomo(Koordinator), Irja Nasrulloh dan Hamid.

Adapun untuk agenda untuk dekat-dekat ini adalah persiapan penjemputan anak-anak baru alumni Al-Asy’ariyah yang dikabarkan akan tiba di Mesir pada tanggal 28 Februari 2009. Selain itu untuk program mingguan yang diajukan oleh divisi pendidikan adalah hapalan al-qur’an yang akan dilaksanakan pada hari kamis dan sabtu.

Cairo,2009 February, 23


baca lagi......

Sabtu, 21 Februari 2009

Six Day to Read 5 cm’s Novel

Six Day to Read 5 cm’s Novel


Berawal dari keinginanku untuk mencari the good words on the 5 cm’s Novel, salah satu buku best seller karya dari Donny Dhirgantoro. Dalam buku tersebut penulis(aku) mendapatkan pelajaran yang cukup berharga, dimana sang penulis novel tersebut mengajarkan kepada kita untuk selalu mengejar cita-cita dan mimpi yang kita inginkan.


Isinya bagus dan memberikan cukup pengalaman hidup, terutama bagi para pemuda yang berumuran sekitar 20 keatas. Aku juga mengumpulkan kata-kata bagus dari novel tersebut, misalnya nih “you are the driver not a passenger in life”, kata ini memberitahukan bahwa dalam kehidupan ini, kita harus bisa menjadi bos bagi diri kita sendiri, bukan sebagai penumpang yang mau diajak kemana aja terserah supir yang mengemudikan gerakan arah kita.

Dalam novel ini menceritakan bahwa ada lima kaula muda yang akrab dalam berteman, dan boleh dikata mereka tahu apa aja kekurangan dan kelebihan dari masing-masing karena kedekatan mereka. Mereka adalah Genta, Arial dengan panggilan akrabnya si Rambo, Riani( dari berlima dialah yang paling cantik, karena dia cewe sendiri diantara komunitas mereka), Ian(yang sering diledek dengan sebutan teletubis dari Dufan karena badanya yang gemuk), dan terakhir adalah Zafran dengan panggilan akrabnya si Juple(sang Penyair handal, apa aja yang ditemuinya selalu aja dibuat puisi).

Cerita yang paling menegangkan dan seru dalam novel itu adalah ketika mereka melakukan journey ke gunung Mahameru(gunung tertinggi di pulau jawa) yang letaknya di Jawa Timur, dimana ada yang namanya Ranupane yang dihiasi dengan pemandangan yang sangat indah, ada Ranu Kumbolo yang sangat indah dan menyejukan dengan tempatnya yang ada danaunya, Arcopodo yang namanya diambil dari bahasa jawa Arco(patung), podo(kembar) dan kononnya dua patung itu bisa dilihat oleh orang yang dikasih hidayah penglihatan yang lebih dari biasanya, karena hanya segelintir orang saja yang pernah melihat patung tersebut kalau mendaki Mahameru. Bahkan waktu di Mahameru tersebut hampir saja si Ian(salah tokoh tersebut) mati terkena terkena batu pada kepalanya ketika ada batu-batu yang bergelindingan dari atas saat mau sampai di puncak Mahameru. Dan juga perjuangan mereka yang tak ada henti-hentinya untuk sampai ke puncak Mahameru. Kamu tahu apa yang membikin mereka semangat untuk sampai ke puncak? Karena mereka memang punya kunci dalam diri masing-masing, what’s that? Ini kuncinya”setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh disini, di depan kening kamu, jangan menempel, biarkan dia menggantung, mengambang 5 cm di depan kening kamu”. Ini yang membuat mereka sampai ke puncak walau berbagai halangan dari mulai hawa dingin pegunungan, jalan setapak yang terus menanjak, kalimati yang menyeramkan dan lain sebagainya. Dan kunci ini juga yang penulis novel tekankan pada para pembaca untuk bisa tahan dan selalu semangat dalam memperjuangkan cita-cita yang pembaca angankan itu.

Untuk membaca novel ini, aku menghabiskan 6 hariku, dan ini yang paling cepet seukuran bacaan novel yang pernah aku baca, maklum aku orangnya ngga betah kalau suruh baca terus. Untuk kallam akhir dariku adalah remember that this world is for those who want to fight.
Cairo, February 2009, 21


baca lagi......

Kamis, 19 Februari 2009

Today is My day

Pagi ini, selain udara yang sangat dingin, kairo juga diserang debu-debu yang beterbangan yang sering buat sesak napas tuh. Untung dari pagi aku gunakan di kamar tuk chating sama bokap ma baca-baca koran tanah air di internet. Suara merdeka menjadi bacaan andalanku setiap pagi. Setelah itu sekitar jam 9 pagi, berhubung jadwal masak, akupun gunakan untuk masak. Padahal ada jam kuliah, tapi harap maklum deh, masalahnya kita hidup mandiri dan bersama, jadi waktupun harus di bagi. Lagian masih awal masuk semester dua, mudah-mudahan doktornya ngga ada(aku ngga mengharap lo, tapi???)


Setelah arah jarum jam menunjukan ke angka 11 siang, alhamdulilah masakan dah siap di makan. Tak perlu menunggu lama, dikuatkan dengan suara perut yang selalu menyemangatiku untuk segera makan(krincing-krincing, suaranya kaya gitu kali?) langsung makan deh gue. Habis itu, masak air untuk mandi, walau dingin, aku perjuangkan tuk mandi(Coz nanti mau ada acara, jadi aku kuatkan untuk mandi, eits tapi jangan salah, aku juga sering mandi ko, walau seminggu cuman 3 kali, he...). Setelah sholat dhuhur, aku langsung siap-siap untuk berangkat ke kantor PPMI di Jl. Rabe’ah el-Adawiah. Berhubung undangan tuk acara tersebut jam 2 siang, so akupun cepat bergegas kesana. Tapi tahunya, setelah nyampe kesana dengan waktu sekitar 20 menit teman-teman yang lain belum pada datang, inilah yang sering membuat BT(capek...deh!), ternyata tradisi masisir(mahasiswa mesir) masih tetep sama, ngga tepat waktu. tapi tak apalah, karena aku punya prinsip tuk selalu disiplin, siapa tahu sifat kaya gini bisa terus sampai aku dewasa nanti.

Akupun langsung cabut ke PMIK(perpus mahasiswa Indonesia), untuk ngisi waktu aja sambil baca-baca. Akhirnya setelah jarum jam menunjukan ke arah angka 17.00, baru deh acaranya dimulai, dalam acara kali ini memang diisi dengan LPJ(Laporan Pertanggung Jawaban) dari acara-acara yang telah terlaksana semester kemarin, ada LPJ PPMI Academy Award, Rembug Masisir, Dauroh Ilmiyah Ramadhan, Pelatihan kesekretariatan dan pembendaharan, Wisudawan-wisudawati Al-azhar Univercity, serta yang terakhir adalah Fushulu Takwiyah(kelas tambahan). Dalam kesempatan kali ini, hadir juga tim medis yang mengatasnamakan Mer-c yang baru pulang dari Gaza yang mau berbagi cerita tentang rakyat Gaza disana, tapi sayang nih ketika beliau mau berbagi cerita, aku ada acara sholat ghoib bersama. Akhirnya aku cuman dapet 10 menit aja bersama beliau(dr. Fauzi dari Medan), dalam ucapannya beliau mengatakan bahwa apapun yang kita lakukan di dunia ini, harus selalu diberengi dengan doa, karena doa adalah pusaka yang paling handal yang dimiliki oleh umat islam, itulah yang aku dapet dari beliau selama 10 menit, akupun izin ke wapres PPMI untuk unjuk diri. Dari Wisma Nusantara, aku langsung cepat-cepat ke jalan raya tuk nyari mobil, alhamdulilah baru sampe pinggir jalan, ada mobil lewat, jari-jariku langsung bergerak 2 kali untuk menunjukan angka 10(‘Ashir), langsung aku tanya ke sopirnya” Bawabat ya ‘asto “ ke jalaur bawabah(nama tempat) hai sopir?, terus dia jawab”aiwa bawabah-‘ashir(iya nih)”, akupun langsung naik mobil itu, akhirnya sampe juga ketempat tujuan. Walau capek, tapi tetep aku jalani.

Cairo, 19 February 2009

baca lagi......

Selasa, 17 Februari 2009

Kongkow about Wawancara

Kongkow about Wawancara

Sore yang dingin kali ini penulis mendapatkan momen dan pelajaran yang sangat bernilai. Walau patner-patnerku tidak semua datang dalam acara sekolah menulis informatika (salah satu buletin mahasiswa di Kairo) tapi tidak begitu mengheningkan suasana. Apalagi mas Syukur yang sore ini pandai bicara dan menerangkan mengenai modal berwawancara kepada kita. Banyak ilmu yang beliau kasihkan ke kita dan itu memang sebenarnya harus kita tahu sebagai orang-orang jurnalis.


Pertama kali yang beliau lakukan adalah memberikan dua carik kertas kepada kita yang isinya adalah tekhnik berwawancara. Isinya sederhana tapi mengena, ada macam-macam wawancara seperti khalayak, ini adalah model wawancara yang dilakukan sorang wartawan dengan terjun langsung ke lapangan dengan khalayak ramai. Yang kedua adalah Mendadak, model ini terjadi ketika wartawan dan nara sumber bertemu secara tidak sengaja dan tak terduka. Ketiga adalah Personal, maksudnya ialah wawancara hanya dengan satu nara sumber saja dan ada model yang lain juga yaitu telepon, tertulis dan orang banyak. Bedanya orang banyak dengan khalayak adalah nara sumber sistem wawancara orang banyak tertuju kepada para tokoh diberbagai bidang.

Selain mas syukur mengenalkan macam-macam wawancara, beliaupun juga memberikan arahan yang perlu si wartawan punyai misalnya cerdas, waspada, rasa ingin tahu, perduli, berakal panjang, peka, dan berani berbeda. Cerdas yag dimaksud disini bisa berarti banyak, misal kecerdasan memilih tema, menyusun pertanyaan, melontarkan pertanyaan, kecerdasan membaca situasi dan lain sebagainya. Dan kecerdasan ini perlu kita latih, beliau sempat menerangkan bahwa inti dari kecerdasan disini adalah bagaimana kita bisa konsentrasi (fokus)dengan apa yang sedang kita hadapi, karena kecerdasan itu tidak pandang siapa itu anak tukang becak atau anak seorang profesor, karena Alloh sangatlah adil dalam memberikan kecerdasan pada insan melainkan gimana kadar mereka menggunakan konsentrasi mereka dalam menanggapi suatu masalah. Beliau juga memberikan permisalan bagaimana imam syafi’i belajar, beliau menutup kertas yang satu yang telah di hapal lalu membaca kertas yang satunya lagi agar bisa fokus, so hasilnya pun very perfect. Yang perlu kita soroti juga tentang “berakal panjang”, ini maksudnya adalah seorang wartawan tidak cukup hanya memiliki bekal berupa kecerdasan, tapi dia juga harus mampu membaca kemungkinan-kemungkinan dua atau tiga fase berikutnya, contoh : ketika wartawan ingin bertanya kepada nara sumber tentang suatu masalah, maka berbagai kemungkinan jawaban yang akan diberikan oleh nara sumber sudah mampu dibaca oleh sang wartawan, sehingga dengan kemungkinan-kemungkinan tersebut dia bisa mampu membuat bayangan pertanyaan lanjutan.

Beliau menambahi juga bahwa ketika kita sedang wawancara dengan nara sumber, kontak mata kita harus dijaga, jangan hanya melihat ke bawah atau melihat terus-menerus kepada nara sumber, tapi kita bersikap sopan dan cukup memandang sekitar kita seadanya saja. Akhirnya acara yang dimulai pada jam 16.30 ini berakhir pada jam 19.00. Akupun langsung cabut, karena aku tuh orangnya ngga suka kalau lama-lama di luar, pasti kepengin cepet-cepet pulang ke rumah. Nda tahu nih, padahal ngga terlalu spesial juga rumahku, tapi aku memang sukanya ngga mau keluar rumah, anda tahu kenapa???secret donk.

Cairo, 2009 Februari, 16


baca lagi......

Jumat, 13 Februari 2009

Obrolan Anak Perantaun

Obrolan Anak Perantaun
Dunia ini memang penuh dengan berbagai rasa, aku sungguh beruntung dapat merasakan rasa tersebut, walau terkadang harus merasakan berbagai kepedihan yang dirasa dalam hati. Aku merasa, Sang pencipta sangatlah adil dalam memberikan sesuatu apapun, tapi kebanyakan orang tak merasakan akan hal itu.

Aku bersama empat teman serumah(aku, makhasin, jawwada, fuad, dan luthfi) yang notabene sebagai anak perantaun harus siap menghadapi berbagai banyak hal kehidupan, lebih-lebih kita yang notabene sangat jauh dari rumah, terpaksa harus mandiri. Dalam obrolan kita, sering kita sebut-sebut kata minhah(beasiswa), sungguh menarik untuk dibicarakan, masalahnya minhah termasuk pusaka bagi kita. Bagaimana tidak, setiap kita membicarakan makanan, bayar uang flat(kos), beli buku dan lain sebagainya, pasti kita akan merujuk ke minhah. Maklum, kan kita lom bisa cari uang ndiri. Sering kita dibuat sedih maupun bahagia dengan minhah, bahagia ketika waktu kita menerima uang minhah, sedih ketika uang minhah itu tidak cukup untuk menapaki alur perjuangan ini. (Wah, kelihatannya melebihkan-lebihkan nih,he...!)

Kalau kita orang kaya, itu mungkin tak kan berpengaruh. Akan tetapi kita itu tak seperti orang yang ketika menginginkan sesuatu, tinggal bilang apa mau dia, terus terkabulkan, kita tak seperti orang yang ketika menginginkan untuk keliling dunia, hanya dengan beberapa hari tak masalah baginya, tapi kita adalah anak-anak yang masih mengandalkan uang kiriman dari rumah, setiap kita butuh sesuatu untuk melengkapi kebutuhan sehari-hari, pasti kita akan meminta uang dari ortu.

Malam ini adalah malam yang kesekian kalinya dalam perbincangan kita untuk membahas keuangan bulanan kita, mulai dari uang belanja makanan, uang bayar kos, kebersihan, listrik dan lain-lain yang cukup menyusahkan kita. Lebih-lebih kita disini cuman berlima, tak cukup iuran kita perbulan. Padahal sebelum-sebelumnya iuran kita perbulan sangatlah cukup, bahkan kalau istilah jawanya “iso turah-turah” masalahnya dulu kita berdelapan terus kitapun mendapat bantuan sembako dari orang mesir, tapi sekarang, aduhhhh!!akhir bulan terpaksa harus bisa ngirit sengirit-ngiritnya(Opo iku,koyo majas hiperbola ae,he...!), semenjak adik kelas yang tertunda keberangkatannya ke Kairo, lembaran hitampun terukir(moso enek lembaran hitam?ya adalah,masa ya ada donk)

Sesuai tradisi, kita harus berpencar setiap tahun ajaran baru, dimana kita tinggal di kesekretariatan yang tiap ajaran baru harus berganti dengan adik kelas untuk ditempati mereka. Inilah lembaran hitam kita, lembaran yang menyusahkan kita setiap bulanya, sembako perbulan kita pun tak cukup, tapi tak apalah, dengan ini justru kita merasakan pengalaman yang luar biasa, kita jadi banyak belajar untuk bisa mengatur uang pembelanjaan kita seirit mungkin, kita bisa sharing bersama, dan saling berbagi dalam cerita yang akan kita kenang untuk selamanya.

Musallas,11 Februari 2009

baca lagi......

Rabu, 21 Januari 2009

Waktu yang Tak kan Menunggu

Waktu yang Tak kan Menunggu
Ujianku sudah berlangsung dua kali, tak terasa dua mata kuliah sudah terlewati. Masalah nilai, coba aja deh nanti, mudah-mudahan lebih baik dibandingkan dengan tahun yang baru saja lewat, tahun yang banyak terukir dengan cerita-cerita menarik, tahun yang cukup membuat kesan bahkan membuat banyak orang menikmati berbagai macam rasa kehidupan. Di musim dingin inilah ujian serempak diadakan, baik itu dari tingkat ibtida’iyah, tsanawiyah maupun thulab gam’ah(mahasiswa), sungguh terasa berbeda dengan pelaksanaan ujian di bumi pertiwi Indonesia yang mana dari satu tingkat maupun dengan tingkat yang lain ujian terlaksana dengan hari, bulan dan tanggal yang berbeda


Di waktu-waktu yang seperti inilah, aku sering merasakan betapa menyesalnya aku, betapa aku sangat menghargai akan eksistensi waktu yang sebelum-sebelumnya takku gunakan dengan baik, dan betapa aku menyadari bahwa angka-angka yang tertuliskan pada jam berjalan dengan sangat cepat. Maukah aku menyadari akan hal itu? Inilah pertannyaan yang mesti harus aku jawab, bahkan menurutku pertanyaan ini bisa dijadikan pertanyaan buat pembaca juga. Seandainya saja, pada waktu kita tak menghadapi ujian seperti ini, apakah kita mau mengakui akan eksistensi waktu, maukah kita malakukan sesuatu yang bernilai untuk kehidupan kita?
Makanya Sang kekasih Sejatiku Alloh swt selalu mengingatkan pada umat manusia untuk selalu mentadaburi ayat-ayat Nya. Seperti yang Alloh firmankan : "أفلا تتدبرون القرأن“. Seandainya saja kita mau memahami dan menelaah tentang ayat-ayat Nya, aku yakin masing-masing dari kita akan menerima hasil yang luar biasa, tak tanggung-tanggung, sesutu yang berharga dari belahan bumi sampai di akhirat nanti akan mudah kita raih.

Memang kendala pada putaran ujian pertama adalah hawa dingin yang munusuk tulang, tapi itu bisa teratasi kalau kita mempunyai keinginan untuk mensolvingnya(memecahkanya). Mudah-mudahan apa yang penulis tulis ini, akan menjadi catatan sejarah bagi diri sang penulis maupun pembaca yang bersedia membacanya untuk selalu menghargai waktu dan jangan sampai waktu meninggalkan kita begitu saja dengan hasil hampa.

Kairo, 2009, January 22


baca lagi......

Minggu, 18 Januari 2009

Secercah Sinar yang Menembus Kegelapan

Secercah Sinar yang Menembus Kegelapan

“Ya Alloh, ujianku tinggal hitungan jam lagi, tapi kenapa hatiku risau dibuatnya”, inilah kata hatiku dua hari sebelum ujian. Memang pada waktu itu, aku merasa tak sanggup menghadapi ujian yang akan di mulai selang dua hari kemudian. Padahal sudah jauh hari aku berusaha untuk membaca, memahami dan menulis ringkasan, tapi rasanya masih tetap saja kurang sebab kekurangan dan kelemahan yang bersarang dalam jiwaku masih terus menyerang. Aku sempat mengeluhkan rasa yang sedang aku rasakan ini pada salah satu seniorku,ya dia adalah M. Luthfi Anshori, mahasiswa tingkat 4 di fakultas ushuluddin, dan diapun meresponya dengan hangat dan sempat membuat hatiku tenang, setidaknya bisa mengurangi beban yang sedang memberatkan hatiku.


Akupun berusaha mengumpulkan sisa-sisa kekuatanku, dan rasa optimisku walaupun di hati sempat terlintas rasa pesimis. Dalam waktu yang tinggal beberapa jam itulah aku berusaha menenangkan hatiku dan pikiranku, dengan ungkapan yang sederhana, tapi mempunyai makna, ”yah, kamu bisa jib, jika kau mau bergerak dan melakukanya, aku yakin kau bisa mendapatkan hasil yang kau harapkan”.itulah ungkapku yang mempunyai kekuatan makna bagiku. Akhirnya setelah hati dan pikiran mulai tenang, mulailah timbul secercah sinar dalam hatiku, sinar yang membawaku untuk selalu maju, sinar yang membawaku untuk selalu kuat dalam menghadapi permasalahan yang ada dan sinar yang membuatku optimis bahwa aku bisa.

Disela-sela belajarku, sempat aku menghitung ujianku tinggal 36 jam lagi, makanya dengan sedikit waktu itulah aku berusaha mengaturnya dan membingkisnya dengan sangat bagus, hampir tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Terus aku menghitung berapa waktu lagi yang tersisa buatku untuk menghadapi ujian yang akan aku hadapi itu, seketika itu juga aku kerahkan apa yang ada dalam diriku untuk mempersiapkan diri. Dan ketika ujian tiba, alhamdulilah akupun mampu mengerjakanya dengan baik dengan izin Kekasih hatiku, Alloh Swt. Aku berharap dengan tulisan ini bisa berguna bagi siapa saja yang membaca bahwa tidak ada kata sulit, jikalau kau mau melakukanya. Sebab sesuatu yang berharga tidak mudah di dapat melainkan dengan pengorbanan yang besar, seperti untaian kata dari seorang yang bijak yang penuh makna” If you got something, you lose something”. Cobalah pahami akan arti dari untaian kata itu.

Kairo, 19 Januari 2009( di tengah malam musim dingin)


baca lagi......