Rabu, 04 Maret 2009

The Key for all science is Language

Jika kita tilik sepintas tentang kata “language” , pasti kita akan menemukan beratus bahasa yang ada di belahan bumi ini. Lalu apa yang mesti kita lakukan dengan bahasa?. Di kehidupan yang hanya sepintas ini manusia berinteraksi dengan sejenisnya, mereka menapaki hidup, bekerjasama dalam berbagai kegiatan, dan bertanggungjawab atas dirinya kepada Ilah semesta alam maupun kepada orang lain. Tentu untuk bisa berinteraksi maupun bekerjasama, perlu adanya understanding pada diri masing-masing. Dan inilah peran bahasa disini. So, tidak lain melainkan kita harus bisa menguasainya, sebab bahasa adalah kunci yang bisa kita miliki untuk menguasai apa yang kita inginkan. Lebih-lebih chance to get a job in this era very easy, if we can speak some languge well.


Tidak hanya masalah interaksi kita dengan manusia yang lain akan tetapi juga masalah “science”. Sebab inilah yang membuat kita survive forever in the world. Bahkan pepatah mengatakan”kunci untuk menguasai dunia adalah dengan Science(Ilmu), dan ilmu didapat dengan bahasa”. Sebab kalau kita mau menegok perjalan para cendekia, para ilmuwan terdahulu yang menyebar di lentera bumi ini, pasti akan kita temukan banyak sekali pengetahuan yang super wahhh...apalagi kebanyakan mereka berasal dari negara yang berbeda dengan kita, otomatis untuk mengetahui ilmu mereka, cukup dengan bahasa yang mereka gunakan, tanpa perlu kita go to aboard ke tempat mereka berada, sebab dengan karya-karya yang mereka tinggalkan, sudah cukup mewakili.

Misalnya saja karya dari Einsten, Galileo, imam Ghozali, imam Syafi’i, yang bisa kita ketahui ilmunya dengan cukup memahami karya dengan bahasa mereka, yaitu Inggris dan Arab. Kalau kita tahu, betapa mereka telah berjasa di kehidupan ini. Ilmu merekapun masih terpakai sampai sekarang. Tapi karena kita minim bahasa(tidak bisa menguasai bahasa mereka secara maksimal), akhirnya ilmu-ilmu spektakuler yang telah mereka rintis bertahun bahkan berabad yang lalu, tidak tersampaikan ke kita.

Dalam tulisan ini, penulis sebenarnya mau menyampaikan kegelisahanya setelah mendengar dari beberapa insan cendekia di mesir yaitu bapak Nurkholis Mukti dan juga bapak Mukhlason Jalaludin dimana mereka adalah dewan penasehat ICMI(Ikatan Cendekia Muslim Indonesia) Orsat Kairo yang mengatakan bahwa “pada zaman sekarang pemuda-pemudi harus bisa berbahasa, sebab banyak dari instansi-instansi di dalam negeri maupun luar negeri yang sedang membutuhkan mereka”.

Spesialisasinya adalah mereka bisa digunakan sebagai penerjemah antar instansi yang bekerja sama dalam bisnis ataupun hubungan birokrasi. Selain itu peluang mereka di rekrut sebegai pekerja sangatlah tinggi ditengah-tengah sulitnya mendapatkan kerjaan yang layak. So, lets try to learn language hardly, because this is very importent for our life now and the future.

Kairo, 2009 Maret, 4

Tidak ada komentar: