Tampilkan postingan dengan label kata hatiku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kata hatiku. Tampilkan semua postingan

Minggu, 17 April 2011

Haruskah Aku Menyalahkan Diriku Sendiri

Haruskah Aku Menyalahkan Diriku Sendiri

Terkadang kita tak paham dengan diri kita sendiri. Hati mengatakan untuk selalu bertindak, akan tetapi diri tak mau melaksanakanya. Aku menyadari bahwa keberadaanku disini tinggal menghitung bulan saja, Bi Iznillah.

Mesir adalah Negara yang sekarang aku tempati. Negara dimana aku menuntut ilmu dan juga menambahkan pengalaman hidup. Sebuah Negara yang dikenal dengan negara seribu menara dan pusat peradaban Islam terbesar.

Sejak awal diriku melangkahkan kaki di negara ini, alur perjalanan hidup yang berbeda-beda coraknya sedikit membuatku mengerti akan kehidupan. Kehidupan yang penuh dengan ujian dan perjuangan. Dan kesabaranpun menjadi bekal utama yang harus dipegang.



Canda tawa, tangisan dan kesedihan yang aku rasakan disini telah memberikan warna dalam alur perjalananku. Akan tetapi hal-hal tadi tidak seimbang dengan apa yang aku dapatkan sampai sekarang. Dimana aku menginginkan suatu hal yang lebih, tapi yang aku rasakan tidak sesuai dengan keinginanku itu.

Haruskah aku menyalahkan diriku sendiri. Haruskah aku mencaci maki diriku sendiri. Aku pikir untuk sesekali boleh, asal jangan terus menerus, sebab diri inilah yang bisa mengantarkan aku untuk menapaki perjalanan hidup yang sangat keras ini.

Indonesia-Kairo mungkin terlalu jauh jika di ukur dengan ukuran kilo meter. Akan tetapi sangat cepat kalau di tempuh dengan transportasi, terutama transportasi udara. Aku ingat ketika aku berangkat pertama kali ke Kairo. Waktu itu aku berangkat dari Solo, naik pesawat menuju jakarta, yang kemudian bertolak ke kairo. Aku sadar, bahwa apa yang sedang aku lakukan itu merupakan suatu hal yang besar. Menuntut ilmu di Kota yang sangat jauh tempatnya, tidak hanya jauh dari negara kita Indonesia akan tetapi juga jauh dengan keluarga.

Maka boleh dikata, aku harus betul-betul memanfaatkan tempat ini dengan sebaik-baiknya. Aku terkadang bingung, aku suka dengan Mesir, suka dari bagaimana tradisi belajarnya. Suka bagaimana peninggalan-peninggalan sejarah bisa aku nikmati sampai sekarang. Dan suka dengan Al-Azharnya yang mengajarkan tentang wasatiyah-nya. Tapi maafkanlah diri ini kalau hati masih tetap condong dengan tanah air tercinta.

Mudah-mudahan dengan izin Allah, apa yang bergejolak dalam hati dan fikiran ini bisa dipecahkan dikit demi sedikit. Aku teringat dengan pesan Bapak ku untuk selalu fokus dalam melaksanakan suatu tuntutan. Dan juga Ibuku yang selalu mengatakan Man Jadda Wajada, siapa yang bersungguh-sungguh(kerja keras) pasti akan mendapatkan hasilnya.

لاحول و لا قوة الا با الله

Kairo, 17 April 2011.

baca lagi......

Sabtu, 02 Januari 2010

Perjuangan Menuju Kepuasan Diri

Perjuangan Menuju Kepuasan Diri

Kepuasan diri banyak dicari oleh banyak orang. Tak hanya itu, demi mendapatkan kepuasan mereka merelakan untuk membayar lebih dari biasanya. Inilah realita alam yang ada.


Coba kita korek lebih dalam apa itu kepuasaan?kepuasan adalah dimana kita bisa mendapatkan sesuatu sesuai dengan apa yang kita inginkan dengan syarat bersyukur.
Dengan kepuasan yang di dapat, kita dapat merasakan betapa besar nikmat-Nya yang telah diberikan kepada kita sebagai insan yang haus akan kenikmatan dhohir maupun batin.

Bulan Januari adalah bulan yang penuh penafsiran dalam kehidupan mahasiswa Indonesia yang ada di Mesir. Selain menandakan pergantian tahun, momen pembentukan semangat baru tapi juga awal perjuangan untuk menggapai mimpi. Dimana kita akan menghadapi ujian yang akan memberikan bekas dalam ranah kehidupan kita di Kairo. Mungkin kalau kita sangkutkan dengan teorinya McClelland bisa tergolong dalam kebutuhan berprestasi(Needs of Achievment). Sebab dengan prestasi yang baik, akan mengantarkan empunya ke arah mimpi yang dia mimpikan itu.

Dari sinilah perjuangan kita mulai di uji. Kalau perjuangan yang kita keluarkan besar, kepuasan yang kita peroleh akan besar pula, begitu juga sebaliknya. Perjuangan itu bisa bersumber dari semangat yang telah kita kerahkan, waktu kita yang seakan terkekang demi mengumpulkan puing-puing ilmu kehidupan dan badan kita yang cukup terforsir demi mendapatkan apa yang terbaik.

Kata perjuangan tak semudah dengan apa yang kita katakan dan kita tulis, akan tetapi bagaimana kita bisa mengkondisikan diri untuk mampu berdiri tegak dalam menghadapi realita yang ada dengan tegar dan optimis dan berbekal modal perjuagan yang kita upayakan.

Kepuasan dan perjuangan mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena keduanya mempunyai peran untuk membentuk kesuksesan pribadi diri yaitu keinginan untuk selalu eksis(existance needs). Keinginan untuk selalu eksis adalah naluri manusia, tak heran kalau banyak orang yang ingin eksis apapun jalan menuju kesana, pasti akan dilewati walau harus menguras keringat.

Begitu juga dengan kondisi kita yang notabene sebagai seorang akademisi. Sudah sepantasnya jalan-jalan menuju ke arah prestasi diri harus dilakukan. Ujian untuk termin pertama tinggal menghitung hari. Masikah kita terdiam tanpa gerak sama sekali. Masihkan kita menanti keajaiban yang tak tahu persis kapan datangnya? Padahal waktu dan kehidupan selalu berputar!!!

Ingat, pepatah mengatakan”siapa yang bersungguh-bersungguh, maka diapun akan mendapatkan apa yang dia impikan”. Kepuasan yang kita peroleh nanti tergantung dengan berapa besar perjuangan yang kita implementasikan.

Besar perjuanganmu adalah inti dari kepuasanmu nantinya. “You are the driver not a passenger in life”. Jangan mau menjadi budak kehidupan akan tetapi jadilah pengusa bagi diri sendiri untuk meraih kesuksesan dan kepuasan diri.


baca lagi......

Rabu, 21 Januari 2009

Waktu yang Tak kan Menunggu

Waktu yang Tak kan Menunggu
Ujianku sudah berlangsung dua kali, tak terasa dua mata kuliah sudah terlewati. Masalah nilai, coba aja deh nanti, mudah-mudahan lebih baik dibandingkan dengan tahun yang baru saja lewat, tahun yang banyak terukir dengan cerita-cerita menarik, tahun yang cukup membuat kesan bahkan membuat banyak orang menikmati berbagai macam rasa kehidupan. Di musim dingin inilah ujian serempak diadakan, baik itu dari tingkat ibtida’iyah, tsanawiyah maupun thulab gam’ah(mahasiswa), sungguh terasa berbeda dengan pelaksanaan ujian di bumi pertiwi Indonesia yang mana dari satu tingkat maupun dengan tingkat yang lain ujian terlaksana dengan hari, bulan dan tanggal yang berbeda


Di waktu-waktu yang seperti inilah, aku sering merasakan betapa menyesalnya aku, betapa aku sangat menghargai akan eksistensi waktu yang sebelum-sebelumnya takku gunakan dengan baik, dan betapa aku menyadari bahwa angka-angka yang tertuliskan pada jam berjalan dengan sangat cepat. Maukah aku menyadari akan hal itu? Inilah pertannyaan yang mesti harus aku jawab, bahkan menurutku pertanyaan ini bisa dijadikan pertanyaan buat pembaca juga. Seandainya saja, pada waktu kita tak menghadapi ujian seperti ini, apakah kita mau mengakui akan eksistensi waktu, maukah kita malakukan sesuatu yang bernilai untuk kehidupan kita?
Makanya Sang kekasih Sejatiku Alloh swt selalu mengingatkan pada umat manusia untuk selalu mentadaburi ayat-ayat Nya. Seperti yang Alloh firmankan : "أفلا تتدبرون القرأن“. Seandainya saja kita mau memahami dan menelaah tentang ayat-ayat Nya, aku yakin masing-masing dari kita akan menerima hasil yang luar biasa, tak tanggung-tanggung, sesutu yang berharga dari belahan bumi sampai di akhirat nanti akan mudah kita raih.

Memang kendala pada putaran ujian pertama adalah hawa dingin yang munusuk tulang, tapi itu bisa teratasi kalau kita mempunyai keinginan untuk mensolvingnya(memecahkanya). Mudah-mudahan apa yang penulis tulis ini, akan menjadi catatan sejarah bagi diri sang penulis maupun pembaca yang bersedia membacanya untuk selalu menghargai waktu dan jangan sampai waktu meninggalkan kita begitu saja dengan hasil hampa.

Kairo, 2009, January 22


baca lagi......

Minggu, 18 Januari 2009

Secercah Sinar yang Menembus Kegelapan

Secercah Sinar yang Menembus Kegelapan

“Ya Alloh, ujianku tinggal hitungan jam lagi, tapi kenapa hatiku risau dibuatnya”, inilah kata hatiku dua hari sebelum ujian. Memang pada waktu itu, aku merasa tak sanggup menghadapi ujian yang akan di mulai selang dua hari kemudian. Padahal sudah jauh hari aku berusaha untuk membaca, memahami dan menulis ringkasan, tapi rasanya masih tetap saja kurang sebab kekurangan dan kelemahan yang bersarang dalam jiwaku masih terus menyerang. Aku sempat mengeluhkan rasa yang sedang aku rasakan ini pada salah satu seniorku,ya dia adalah M. Luthfi Anshori, mahasiswa tingkat 4 di fakultas ushuluddin, dan diapun meresponya dengan hangat dan sempat membuat hatiku tenang, setidaknya bisa mengurangi beban yang sedang memberatkan hatiku.


Akupun berusaha mengumpulkan sisa-sisa kekuatanku, dan rasa optimisku walaupun di hati sempat terlintas rasa pesimis. Dalam waktu yang tinggal beberapa jam itulah aku berusaha menenangkan hatiku dan pikiranku, dengan ungkapan yang sederhana, tapi mempunyai makna, ”yah, kamu bisa jib, jika kau mau bergerak dan melakukanya, aku yakin kau bisa mendapatkan hasil yang kau harapkan”.itulah ungkapku yang mempunyai kekuatan makna bagiku. Akhirnya setelah hati dan pikiran mulai tenang, mulailah timbul secercah sinar dalam hatiku, sinar yang membawaku untuk selalu maju, sinar yang membawaku untuk selalu kuat dalam menghadapi permasalahan yang ada dan sinar yang membuatku optimis bahwa aku bisa.

Disela-sela belajarku, sempat aku menghitung ujianku tinggal 36 jam lagi, makanya dengan sedikit waktu itulah aku berusaha mengaturnya dan membingkisnya dengan sangat bagus, hampir tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Terus aku menghitung berapa waktu lagi yang tersisa buatku untuk menghadapi ujian yang akan aku hadapi itu, seketika itu juga aku kerahkan apa yang ada dalam diriku untuk mempersiapkan diri. Dan ketika ujian tiba, alhamdulilah akupun mampu mengerjakanya dengan baik dengan izin Kekasih hatiku, Alloh Swt. Aku berharap dengan tulisan ini bisa berguna bagi siapa saja yang membaca bahwa tidak ada kata sulit, jikalau kau mau melakukanya. Sebab sesuatu yang berharga tidak mudah di dapat melainkan dengan pengorbanan yang besar, seperti untaian kata dari seorang yang bijak yang penuh makna” If you got something, you lose something”. Cobalah pahami akan arti dari untaian kata itu.

Kairo, 19 Januari 2009( di tengah malam musim dingin)


baca lagi......